Minggu, 21 April 2013

Analisa puisi 9

Dialog Mulut dan Telinga

Hey telinga.. lihat sekitarmu
Bertieriak padamu lantangnya, berapi-api, menggebu-gebu bak cinderela kehabisan waktu
Perhatikan mereka begitu vocal, mencacimu lembut tanpa ampun
Membuatmu panas,ciut sesaat

Lihat mulut-mulut tanpa gincu meracau, lebih indah dari camar di alam bebas
Kata-kata mutiara tajam keluar dari kaum-kaum yang dibilang terdidik
Sambungan jeritan dari kesusahan dan penderitaan
Ungkapan kritis dari semua kepentingan
Entah itu sesuatu yang berkibar atau bergambar

Teruslah buat mereka berbicara wahai mulut, hingga panas mulut meracau
Semakin lantang semakin aku tuli.
Silahkan saja, bebas kau berbicara,meracau, bergaduh
Tak berarti untukku wajib mendengar.
Ini demokrasi bukan, bebas berbicara.
Analisa: Dalam tulisan ini penggunaan majas begitu jelas digunakan, hal yang aneh melihat kuping dan mulut berdialog. Dari dialog kuping dan mulut kita mendapatkan bahwa mereka yang pintar bebicara belum tentu dpt mendengar.

Analisa puisi 8

SEPERTI SEBUAH PERMAINAN CATUR

Hidup itu tak hanya menang…
Hidup itu tak hanya tentang idealismu…
Hidup itu tak hanya kalah…
Hidup itu tak hanya tentang pemikiranmu…

Hidup ini tentang strategi,
Meyakinkan akan yang abu-abu menjadikan hitam dan putih
Penuh ke-kotak-kotakan hidup
Yang hidup berjuang untuk yang tiada, menjadi tak sia-sia

Hidup itu tentang pilihan,
Tak semua memiliki pilihan, dan yakin melangkah.
Yakinkan dalam hati… dan
tersadar bahwa…
Hidup ini seperti sebuah permainan catur
Hanya saja sedikit ditutupi untuk menyimpan misterinya..




Analisa: Penulis dalam tulisannya mengatakan bahwa hidup ini seperti sebuah permainan catur. Menyatakan pemikirannya dalam tulisan yang dibuat. Bahasa yang digunakan cukup luwes, mudah dipahami.

Analisa puisi 7

Sumpah pemuda yang hilang

SATU.
Waktu silam membuktikan betapa gagahnya kami
Coretan itu membuktikan betapa besarnya semangat kami
Teriakan masa itu membuktikan betapa tak gentarnya kami
Tak ada yang dapat membelenggu kami, bahkan pemikiran kami
Kami bersatu membangun kekuatan jiwa menyatukan emosi
Mengepal tangan kami
Menyingsingkan lengan kami
Demi suburnya tanah ibu pertiwi

Sekarang kami hanyalah seonggok daging, segumpal darah
Tak berguna, ditunggangi bagai kuda
Tertiup bagai abu,Dicucuk bagai kerbau
Tak ada yang tersisa dari masa itu, hanyalah cerita…
Tak ada lagi hati-hati yang tergerak untuk ibu pertiwi
Seakan tak mendengar negeri ini menjerit…
Disiksa…
Diperkosa…
Dia..membutuhkan kami
Kami yang silam, kami yang satu.

Analisa: Puisi diatas merupakan karya yang terinspirasi dari sumpah pemuda. Penulis merefleksikan sumpah pemuda dalam kehidupan sekarang, bukan kehidupan pada zaman perjuangan. Pemiliha kata kata yang dramatis tetapi mudah untuk dipahami sehingga pesan atau makna dari puisi ini dapat tersampaikan ke setiap pemuda indonesia.

Analisa artikel 2

Curug panjang merupakan tempat wisata alam yang terdapat di daerah cisarua puncak.  Akses jalan menuju tempat ini terbilang cukup mudah dengan kondisi jalan yang ekstrim. saya sendiri menuju tempat ini hanya dengan bantuan google map. tapi jangan ragu untuk bertanya pada orang sekitar jika anda ragu dengan jalan yang diambil. Orang - orang disepanjang jalan ini pun ramah kok,dapat membantu anda menunjukkan jalan yang benar.

Kondisi jalan menuju kawasan ini begitu menantang, tanjakan curam dan melewati genangan air yang cukup tinggi, yang saya maksud adalah aliran air yang berbentuk seperti air terjun di sisi jalan. saya tidak menyarankan mobil sedan atau mobil mewah menuju kawasan ini. bersepeda menuju kawasan ini sepertinya akan mengasikkan sekali. Medan berbatu yang sepertinya masyarakat sekitar yang membuatnya, medan awal menuju kawasan inj adalah aspal tetapi sedikit rusak. Selama perjalanan anda akan merasa seperti membelah hutan karenan banyaknya pohon rimbun sepanjang jalan. Tidak kurang dari 1 jam saya menuju kawasan ini dengan menggunakan sepeda motor, berawal dari jalan raya puncak tahu yunyi.

Sepanjang perjalanan menuju kemari saya disuguhi pemandangan alam yang hijau khas pegunungan. tidak jauh dari loket pintu masuk curug saya melihat ada penangkaran lebah, sepertinya kita dapat membeli madu segar dari tempat tersebut. Biaya masuk menuju kawasan ini cukup murah hanya 24 ribu untuk tiket masuk 2 orang dan retribusi parkir sebesar 3 ribu.

Tidak berapa lama kami berjalan sekitar 5 menit, sampailah saya di tempat wisata yaitu curug panjang. Tidak banyak cerita sejarah yang saya dapat dari tempat ini. Sepertinya tidak hanya ada curug ini saja karena masih ada jalan setapak meuju ke suatu tempat jauh diatas tentu saja kita harus membayar guide untuk mengakses wilayah tersebut, dengan tarif 30-35 ribu. Perjalanan dan pemandangan yang menenangkan, air terjun yang cantik dengan airnya yang jernih membuat saya begitu tenang menikmatinya. curug ini memiliki pesonanya tersendiri.

Ayo kita lestarikan alam ini, kita jaga agar anak cucu kita nanti dapat menikmatinya. Dan saya berharap pemerintah daerah terkait dapat memperbaiki dan memberikan akses jalan yang baik, karena semakin baik akses jalan saya rasa akan semakin banyak orang datang ke curug panjang. Tempat yang bagus tanda didukung prasarana yang baik saya rasa akan hilang tenggelam begitu saja. Karena saya sendiri menginginkan jika indonesia menjadi surga para pelancong diseluruh dunia. Alam indah tanpa tara.

Analisa: Penulis ingin memberikan informasi yang berkaitan dengan air terjun atau curug panjang. Bahasa yang digunakan tidak begitu baku sehingga pembaca cukup nyaman dalam membacanya. Penulis jg menyertakan foto untuk mendukung tulisannya.

Analisa puisi 6


TINGGAL TELANJANG

Apakah kau marah
Ketika cat hitam tumpah
Dilangit ?

Aku menciummu pada hitam
Tak lagi meredam geram
Seluruhmu aum liar pengabai dendam

Kau gerak kau teriak kau memuncak ekor-ekor ular
Ditubuhmu melibas-libas buas kepala-kepala
Mereka menganga lepas desis tak lagi desis
Rrwhaa…………..

Aku terpaku dipasirmu
Beradabkah perih ?
Lalu kesumat itu datang dari zaman mana ?
O, kau yang gelora

Apakah kau parang
Yang seluruhmu mata
Pada gelap macam begini?

• Gaya Bahasa (Konotatif)
1. Gelora : Gejolak
2. Parang : Pisau besar
• Rima
Pada bait ke-2 persamaan bunyi huruf mati yakni bersajak m-m.
Pada bait ke-5 tidak ada persamaan bunyi sehingga disini sajaknya tidak beraturan.
• Diksi atau pilihan kata
1. Gelora, penyair lebih memilih kata gelora daripada gejolak. Karena gelora lebih cocok dengan puisi tersebut.
2. Parang, penyair lebih memilih kata parang daripada pisau besar. Karena pada puisi pahlawan tersebut lebih cocok memakai parang.

• Maknanya
Kemarahan seseorang yang tidak bias diungkapkan.

Sumber: http://tugassekolahonline.blogspot.com/2009/04/analisa-puisi.html

Analisa puisi 5

MATINYA SEORANG PEJUANG

Kami masih terus terjaga usai kau pergi
Tak lelah menghadang ujung senapan
Mengusung panji-panji hingga pagi datang dari timur
Menyongsong keyakinan dengan dada seorang satria

Kami akan terus berjaga ditapal batas demokrasi
Mengeja mimpimu dengan butir-butir darah laksana zikir
Menyusun baris baru dari perjuangan yang belum usai
Meski ajal mengintai dari balik selimut

Kini kau telah pergi tanpa sempat kami antar dermaga baka
Tapi satu musim nanti
Kami akan berlari dibawah hujan peluru sambil berteriak
“Cak…satu generasi telah lahir atas kematianmu”

• Gaya Bahasa (Konotatif)
1. Panji-panji : Bendera yang berbentuk segitiga memanjang
2. Ajal : Mati
• Rima
Sajaknya tidak beraturan.
• Diksi atau Pilihan Kata
1. Ajal, penyair lebih memilih kata lenyap dari pada mati karena ajal lebih menengkram.
2. Panji-panji, penyair lebih memilih kata panji-panji daripada Bendera, karena kata panji-panji lebih pahlawan.
• Maknanya
Mengenang pahlawan kita Munir. Ketika Munir telah meninggal generasi baru telah lahir atas kematiannya.

Sumber: http://tugassekolahonline.blogspot.com/2009/04/analisa-puisi.html

Analisa artikel


Ayo bangkit.
Kota-kota besar saat ini terancam kemacetan total dikemudian hari. Surabaya dan Jakarta contonya, diperkirakan pada beberapa tahun lagi akan terancam kemacetan lalu lintas secara total. Kota-kota besar saat ini terancam tenggelam dalam genangan air yang mengakibatkan tergangunya kegiatan ekonomi. Jakarta merupakan salah satunya dan pada beberapa hari silam, Bandung ikut di dalam nya. Tingkat polusi di kota-kota besar sudah sangat memprihatinkan,  bahkan saking memprihatinkannya banyak penyakit yang menyerang masyarakat seperti ISPA dan gangguan pernafasan lainnya bahkan kematian pada balita. Jakarta sebagai kota besar mengalaminya saat ini. polusi suara yang ditimbulkan akibat banyaknya kendaraan di jalanan dapat merusak pendengaran para pengguna jalan, ironisnya pejalan kaki yang menggunakan kendaraan umum yang merasakan juga dampaknya.
Apa yang telah kita lakukan? Saling melukai satu sama lain secara tidak langsung? Membunuh sesama secara tidak langsung? Menghancurkan alam ini secara tidak langsung? Kenapa tidak kalian lakukan secara langsung? Karena tidak manusiawi? Karena hidup sendiri-sendiri? Karena tidak perduli? Karena krisis kesadaran dan rusaknya moral lebih penting daripada kemanusiaan? Beritau saya pendapat kalian.
Membangkitkan kembali negeri ini sih bukan hal yang sulit menurut saya. Hanya membutuhkan dua hal yang  mudah dan singkat. MORAL dan KESADARAN adalah jawabannya. Dengan moral dan kesadaran yang baik sudah jelas semua orang perduli dan bergerak tidak hanya berbicara saja. Dengan moral dan kesadaran yang baik kebijakan-kebijakan yang diambil atas dasar yang baik pula dan tujuan yang baik. Bahkan dengan moral dan kesadaran yang baik maka perangpun tidak akan terjadi.  
Sadar akan macet maka gunakanlah sepeda atau angkutan umum, tidak menerobos lampu merah, disiplin dalam menggunakan jalan. Jika merasa kota ini terlalu panas untuk anda sudah sebaiknya anda melakukan penghijauan. Jika merasa kota ini terlalu kotor buanglah sampah pada tempat yang seharusnya sampah berada. Sungai bukan tempat yang seharusnya sampah berada, jalanan juga bukan tempat yang seharusnya sampah berada, hutan dan gunung juga bukan merupakan tempat dimana sampah berada dan danau bukan lah bak yang anda bisa gunakan untuk mencuci tempat makan mewah kalian dan baju-baju mahal kalian.  
Hal-hal kecil patut kita kerjakan sebagai generasi muda dan bangsa yang besar, untuk mendapatkan hasil yang begitu besar nantinya. Cintai lingkungan sekitar anda, cinta makhluk hidup disekitar anda, dengan moral dan kesadaran yang baik  akan tercipta suasana yang damai. Cintai alam ini maka alam akan mencintai bangsa yang besar ini. Kita bisa bangkit, bersama. 
Analisa: Penulis memberikan informasi yang berhubungan dengan menjaga dan merawat lingkungan sekitar kita. Bahwa perbaikan moral dan kesadaran merupakan hal yang penting dalam pembangunan negeri.

Analisa lagu chrisye-andai aku bisa

Andai aku bisa ...
Memutar kembali
Waktu yang telah berjalan
Tuk kembali bersama di dirimu selamanya...

Bukan maksud aku membawa dirimu
Masuk terlalu jauh
Ke dalam kisah cinta
Yang tak mungkin terjadi..

Dan aku tak punya hati
Untuk menyakiti dirimu
Dan aku tak punya hati tuk mencintai
Dirimu yang selalu mencintai diriku
Walau kau tahu diriku masih bersamanya ...

Walaupun kau tahu
kau tahu diriku
Masih bersamanya ....

Analisa:
Penulis lagu mengutarakan bahwa laki laki dalam lagu tersebut telah memiliki pasangan tetapi erdapat perempuan lain yang mencintainya dan masuk ke dalam kehidupannya.

Analisa puisi 4

Mahameru
Di puncak itu kami berjuang,kami bermimpi.
Lelap sekali, sampai kami akan selamanya tertidur dalam mimpi itu.
Ketika fisik pada tapal batas…
Mental kami membangunkan kami dari mimpi yang tak pernah usai.
Kugapai puncakmu, kucumbu pasirmu.
Puncak yang kau buat, untuk kami…
Para pemimpi,
Analisa: Mahameru merupakan puncak dari gunung semeru. Perjuangan menaklukkan puncak dimulai dari mimpi dan bermimpi dalam perjalan. Semangat menjadi pengobat dari segala keletihan.

Analisa puisi 3

Ranu kumbolo

Malam indah…
Seperti kami dan langit telah bersatu menjadi satu kesatuan yang tak terlepaskan..
Membawa diriku menemui semua yang kucintai
Terdekap kabutmu,
Terselimut malammu,
Kami merasa sangat dekat.
Senyum kami pada semua keindahanmu.
Ranukumbolo, nama indah di ujung timur
Kami akan merasakan sejuk pagimu, dan indah malammu.
Tunggu kami…

Analisa : Penulis menyatakan sebuah kenyamanannya berada di ranu kumbolo sebuah danau pada gunung semeru. Melihat semua keindahan yang disajikan alam mulai dari pagi hari bahkan saat mata sedang tertutup.

Analisa puisi 2

<p>Sajak Rajawali<br>
sebuah sangkar besi<br>
tidak bisa mengubah rajawali<br>
menjadi seekor burung nuri<br>
rajawali adalah pacar langit<br>
dan di dalam sangkar besi<br>
rajawali merasa pasti<br>
bahwa langit akan selalu menanti<br>
langit tanpa rajawali<br>
adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma<br>
tujuh langit, tujuh rajawali<br>
tujuh cakrawala, tujuh pengembara<br>
rajawali terbang tinggi memasuki sepi<br>
memandang dunia<br>
rajawali di sangkar besi<br>
duduk bertapa<br>
mengolah hidupnya<br>
hidup adalah merjan-merjan kemungkinan<br>
yang terjadi dari keringat matahari<br>
tanpa kemantapan hati rajawali<br>
mata kita hanya melihat matamorgana<br>
rajawali terbang tinggi<br>
membela langit dengan setia<br>
dan ia akan mematuk kedua matamu<br>
wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka</p>

Analisa:
Rajawali merupakan sebuah simbol dari kekuatan alam. Sekuat apapun kita melawan alam dia akan lebih kuat melawan kita.

Analisa puisi

<p>Sajak Orang Lapar<br>
kelaparan adalah burung gagak<br>
yang licik dan hitam<br>
jutaan burung-burung gagak<br>
bagai awan yang hitam<br>
o Allah !<br>
burung gagak menakutkan<br>
dan kelaparan adalah burung gagak<br>
selalu menakutkan<br>
kelaparan adalah pemberontakan<br>
adalah penggerak gaib<br>
dari pisau-pisau pembunuhan<br>
yang diayunkan oleh tangan-tangan orang miskin<br>
kelaparan adalah batu-batu karang<br>
di bawah wajah laut yang tidur<br>
adalah mata air penipuan<br>
adalah pengkhianatan kehormatan<br>
seorang pemuda yang gagah akan menangis tersedu<br>
melihat bagaimana tangannya sendiri<br>
meletakkan kehormatannya di tanah<br>
karena kelaparan<br>
kelaparan adalah iblis<br>
kelaparan adalah iblis yang menawarkan kediktatoran<br>
o Allah !<br>
kelaparan adalah tangan-tangan hitam<br>
yang memasukkan segenggam tawas<br>
ke dalam perut para miskin<br>
o Allah !<br>
kami berlutut<br>
mata kami adalah mata Mu<br>
ini juga mulut Mu<br>
ini juga hati Mu<br>
dan ini juga perut Mu<br>
perut Mu lapar, ya Allah<br>
perut Mu menggenggam tawas<br>
dan pecahan-pecahan gelas kaca<br>
o Allah !<br>
betapa indahnya sepiring nasi panas<br>
semangkuk sop dan segelas kopi hitam<br>
o Allah !<br>
kelaparan adalah burung gagak<br>
jutaan burung gagak<br>
bagai awan yang hitam<br>
menghalang pandangku<br>
ke sorga Mu</p>

Analisa: pada sajak ini sang penulis mengibaratkan kelaparan sebagai hal yang menakutkan, dan kejam. Burung gagak menjadi simbol dari itu semua, warna gelap yang menyatakan kengerian dari sebuah kelaparan.

Rabu, 03 April 2013

penggunaan bahasa indonesia





Bahasa Indonesia 2

Contoh pengggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar.

Beberapa contoh dari penggunaan bahasa Indonesia secara baik seperti penulisan ilmiah, surat lamaran bekerja, pidato formal, dan masih banyak lagi. Dalam berpidato kenegaraan contohnya, presiden menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh semua unsur keagamaan, diperuntukan bagi masyarakat Indonesia maupun para menteri dan anggota kenegaraan lainnya selain itu presiden juga membacakan pidato sesuai tanda baca dan tata bahasa yang baik. Dalam penulisan surat lamaran pekerjaan juga pelamar menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh bagian HRD dan perusahaan serta menggunakan tanda baca yang baik dan benar.

Contoh fungsi bahasa sebagai alat komunikasi

Bahasa digunakan dalam kegiatan berkomunikasi sehari – hari, tawar menawar harga di pasar, proses belajar mengajar di sekolah formal maupun non formal, di sekolah khususpun komunikasi gerak tubuh digunakan untuk berkomunikasi dengan para muridnya.