Pemantau Kendaraan Otomatis dgn GPS Berbasis GPRS
Sistem pemantau kendaraan ini dibangun dengan memanfaatkan kemajuan dari perkembangan teknologi satelit yang telah maju saat ini. Teknologi satelit ini meliputi satelit untuk komunikasi maupun satelit untuk navigasi. Perkembangan yang pesat dari satelit komunikasi membawa dampak berupa meluasnya penggunaan jaringan GSM (Global System for Mobile Communication). Sedangkan perkembangan satelit navigasi berupa dapat digunakannya sistem GPS (Global Positioning System) oleh warga sipil secara bebas.
Gambar 1. Segmen Utama Sistem GPS
Mikrokontroler yang digunakan pada sistem ini berfungsi sebagai
pengatur lalu lintas data antara modul GPS, modul GSM, dan MMC/SD. Data
posisi yang diterima oleh unit penerima GPS akan dipecah-pecah dengan
format tertentu oleh mikrokontoler. Data posisi dari satelit GPS yang
sudah dipecah-pecah tersebut kemudian akan dikirimkan melalui
mikrokontroler menuju ke server. Pengiriman data posisi dari
mikrokontroler ke server dengan modul GSM melalui jaringan GPRS. Secara
garis besar Blok Navigasi dapat dilihat gambar 2.
Gambar 2. Blok Diagram Sistem Navigasi
Selain mengirim data GPS ke server, pada sistem juga dilengkapi dengan media penyimpan MMC/SD. Data GPS yang telah disimpan pada MMC/SD kemudian akan dibaca pada dengan software penampil peta elektronik, OziExplorer memungkinkan pengguna awam untuk dapat mengetahui posisi kendaraan karena berupa tampilan peta visual. Gambar berikut menggambarkan pusat kontrol untuk menampilkan data GPS yang disimpan pada MMC secara visual yang dapat dilihat pada Gambar 3
Gambar 3. Blok Diagram Sistem Navigasi
Dari gambar 4 blok diagram sistem di atas, dapat dilihat setelah
proses inisialisasi mikrokontroler telah dilakukan, maka setiap prosedur
akan dicek. Hal ini untuk memastikan apakah sistem telah berjalan
dengan baik
Gambar 4. Flow Chart System
Pusat kontrol dalam sistem pelacakan kendaraan mempunyai dua fungsi
yaitu sebagai media untuk melihat data hasil pelacakan yang telah
disimpan pada MMC maupun untuk melihat data pelacakan yang berlangsung
secara real time dimana data GPS dikirimkan ke server yang ada melalui
jaringan GPRS dan pada karya tersebut ini, peta yang di-load ke
OziExplorer dalam bentuk 2D. Supaya software OziExplorer ini dapat
dikontrol dari Delphi, maka diperlukan
OziExplorer API. Dimana OziExplorer API sudah mempunyai DLL yang
mengandung banyak fungsi yang dapat dipanggil oleh pengguna dan software
ini bisa terlihat pada gambar 5.
Gambar 5. Software OziExplorer
Untuk melihat hasil pelacakan secara pasif, pertama-tama pusat kontrol
mencari file GPS yang telah dibuat. File ini tersimpan didalam kartu
SD/MMC alat. File kemudian dibaca pusat kontrol, dan ditampilkan pada
program OziExplorer.
Gambar 6. Software Tampilan Mode Offline
Data yang disimpan pada MMC mempunyai format seperti di bawah ini:
· Latitude : 0716.6231S
· Longitude : 11245.2575E
Software OziExplorer mengharuskan untuk melakukan proses konversi
supaya data posisi dapat ditampilkan pada peta dengan presisi. Hasil
data di atas setelah dikonversi menjadi seperti berikut:
· Latitude : -7.27707S
· Longitude : -112.754295E
Pada mode pelacakan aktif, alat akan mengirim data GPS yang didapat
dari satelit secara terus menerus dengan menggunakan jaringan GPRS.
Dalam penggunaan alat pemantau kendaraan ini, ada dua mode pemantauan,
yaitu mode pemantauan aktif dan mode pemantauan pasif. Pada mode
pemantauan pasif, data posisi akan disimpan ke dalam media penyimpanan
MMC/SD, sehingga pada mode pemantauan ini tidak dibutuhkan biaya apapun.
Sedang pada mode pemantauan aktif, maka alat akan selalu mengirim data
posisi dari GPS dengan interval waktu tertentu ke server. Sebagai
permisalan apabila suatu kendaraan berjalan dari Surabaya menuju Malang
dan waktu tempuh di perjalanan diperkirakan memakan waktu tiga jam,
sedangkan waktu pengiriman data posis setiap 2 menit sekali. Setiap
pengiriman data dengan GPRS, jumlah karakter yang harus dikirim adalah
sebanyak 22 karakter, maka jumlah data total sebesar 1980 byte. Dengan
tarif GPRS sebesar Rp. 15 per kByte maka total biaya yang diperlukan
menjadi sebesar Rp30 Rupiah.
Pada pengiriman dengan menggunakan SMS, maka sepanjang perjalanan,
kendaraan akan mengirim SMS sebanyak 90 kali dengan interval waktu yang
sama. Satu kali pengiriman SMS membutuhkan biaya sebesar Rp. 350,-
(biaya saat alat dibuat dengan mengabaikan biaya promosi yang mungkin
timbul) maka total biaya SMS untuk satu kali perjalanan adalah sebesar
Rp 31.500 Rupiah.
Jadi penggunaan GPRS dapat lebih menghemat biaya operasional daripada pengiriman dengan menggunakan SMS.
Kesimpulan
Berdasarkan beberapa langkah yang telah ditempuh dalam pembuatan karya
ini dapat disimpulkan beberapa hal penting yang diperoleh :
a. Pengiriman
data menggunakan koneksi GPRS memerlukan modul GSM dengan built-in
TCP/IP stack, apabila menggunakan telepon selular GSM maka harus
mengimplementasikan software TCP/IP stack pada mikrokontroler.
b. Pada koneksi GPRS harus diketahui APN (Access Point Name) terlebih dahulu.
c. Dengan koneksi GPRS, maka dapat lebih menekan biaya operasional secara keseluruhan dibandingkan jika menggunakan media SMS.
d. Penggunaan MMC/SD jauh lebih efisien dan praktis jika dibandingkan media penyimpanan data lainnya.
Sumber: http://www.stts.edu/home/detailKarya/id/47 diakses pada 25 Oktober 20:54 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar