Cloud
Computing
·
Definisi
Cloud Computing
Komputasi awan (bahasa inggris : cloud computing) adalah gabungan
pemanfaatan teknologi komputer (‘komputasi‘) dan pengembangan
berbasis internet (‘awan’). Awan
(cloud) adalah metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering
digambarkan di diagram jaringan komputer. Sebagaimana awan dalam diagram
jaringan komputer tersebut, awan
(cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari
infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Ia adalah suatu metode komputasi
di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu
layanan, sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet (“di dalam awan”) tanpa mengetahui apa yang ada
didalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur
teknologi yang membantunya. Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang
dipublikasi IEEE Internet
Computing ”Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana informasi
secara permanen tersimpan di server diinternet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna
(client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook,
komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain.
Komputasi awan adalah suatu konsep
umum yang mencakup SaaS, Web2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang
dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk
memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google
Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses melalui
suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang
tersimpan di server. Komputasi awan saat ini merupakan trend teknologi
terbaru, dan contoh bentuk pengembangan dari teknologi Cloud Computing ini adalah
iCloud. Cloud Computing adalah suatu istilah yang banyak digunakan oleh
Industri IT yang memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang. Namun pada
intinya Cloud Computing adalah suatu pergeseran dari perusahaan dalam membeli
dan memelihara server dan aplikasi on-premise yang
mahal, dan bergerak menuju metode penyewaan IT, sesuai dengan kebutuhan, dari
satu penyedia layanan publik.
Cloud
Computing adalah
suatu istilah yang banyak digunakan oleh Industri IT yang memiliki arti yang
berbeda bagi setiap orang. Namun pada intinya cloud computing adalah suatu pergeseran dari perusahaan
dalam membeli dan memelihara server dan aplikasi on-premise yang mahal, dan bergerak menuju metode penyewaan
IT, sesuai dengan kebutuhan, dari penyedia layanan public cloud.
Hanya dalam beberapa tahun terakhir
hal ini telah menjadi layak dan masuk akal bagi perusahaan untuk memindahkan
teknologi mereka ke sebuah pusat data yang dikelola secara profesional oleh
pihak luar. Perubahan ini telah didorong oleh mulai tersedianya Internet
berkecepatan tinggi yang tidak hanya tersedia di kantor Anda, tetapi juga di
rumah, di warung kopi dan di mana saja anda dapat melakukan penerimaan sinyal
telepon seluler. Kenyataan ini telah memungkinkan terjadinya konsolidasi yang
revolusioner. Alasan ekonomi yang menjadi pendorong di belakang konsolidasi ini
adalah penghematan biaya yang signifikan dan pengurangan risiko yang diterima
oleh perusahaan ketika mereka memusatkan sumber daya teknologi mereka di sebuah
pusat data yang dikelola secara profesional oleh pihak luar. Penyedia layanan
publik dapat mengimplementasikan keamanan industri yang paling canggih dan
proses ketersediaan yang tinggi serta menawarkan pemantauan dan pemeliharaan
server 24×7.
Biaya teknologi yang lebih rendah
karena penyedia layanan public dapat berbagi sumber daya teknologi dan
melakukan pembelian perangkat keras dan perangkat lunak dalam jumlah besar
untuk Anda. Saat ini, dengan biaya lebih murah perusahaan dapat mendapatkan
perangkat lunak terbaru maupun ketersediaan sistem yang tinggi yang dulunya hanya
bisa dijangkau oleh perusahaan besar.
·
Cara
Mengadopsi Cloud Computing
Ada dua pendekatan umum untuk
mengadopsi Cloud Computing; pendekatan tradisional dengan melakukan
pengembangan dari waktu ke waktu, atau pendekatan langsung dengan migrasi
langsung dari sistem yang berjalan dipublic
cloud.
Pendekatan
Tradisional adalah
pendekatan di mana anda melakukan transformasi secara bertahap, dengan setiap
tahap adalah pengembangan dari tahap sebelumnya. Langkah pertama adalah
mengadopsi teknologi virtualisasi server (VMware, Hyper-V dll) dan
menggunakannya di seluruh platform perangkat keras yang dibeli dengan
spesifikasi khusus; langkah berikutnya adalah mengadopsi layer manajemen dan
otomatisasi yang memungkinkan anda untuk meningkatkan pemanfaatan investasi
dari infrastruktur dan mulai memberikan layanan yang lebih konsisten;
selanjutnya mengadopsi kerangka IT Service Management yang baru,
mengotomatisasi permintaan layanan dan proses provisioning, dan
menerapkan sebuah mekanisme tagihan internal (chargeback); kemudian setelah platform berjalan dengan stabil,
mulailah menggunakan layanan dari provider luar dan melakukan penggabungan
platform internal dan eksternal menjadi satu platform (hybrid cloud); akhirnya, ketika tiba saat membuat keputusan
bisnis yang tak terelakkan untuk menggunakan layanan IT dari pihak luar,
penggunaan sumber daya internal akan dihapuskan karena semua layanan bisa
didapatkan dari penyedia layanan public
cloud. Umumnya pendekatan tradisional ini dianggap sebagai pendekatan
dengan memilki tingkat risiko lebih rendah dalam mengadopsi cloud, namun pendekatan ini umumnya
akan menemui resistensi terbesar dari tim IT yang berusaha menolak perubahan.
Selain itu ada risiko lain yang muncul apabila pembelian terjadi perangkat
keras yang tidak tepat akibat usaha untuk meminimalkan risiko keuangan melalui
“memulai kecil” dan
pengembangan saat bisnis mulai berkembang; tetapi kemudian terbebani oleh
investasi yang tidak dapat dihilangkan dan harus dipertahankan dengan beban
yang disesuaikan dengan kapasitasnya.
Pendekatan
Langsung, seluruh investasi awal (CapEx)
dihindari, dan sebaliknya, aplikasi internal/server tradisional yang ada
dipindahkan langsung ke penyedia layanan public cloud dengan sistem sewa (OpEx). Sebagai langkah
awal, seluruh aplikasi yang ada dicoba untuk dipindahkan ke layanan Software as a Service (SaaS)
yang memiliki fitur yang sama, tapi jika tidak memungkinkan, seluruh server
fisik beserta isinya disalin dan dipindahkan ke dalam lingkungan Infrastructure as a Service (IaaS)
tanpa memberikan dampak kepada pengguna/user (umumnya bahkan mereka tidak akan
sadar bahwa server telah berpindah). Pendekatan langsung ini memiliki
keuntungan yang cukup banyak, terutama meminimalkan investasi yang cukup besar
di awal, juga memiliki beberapa kelemahan, dibutuhkan penerapan segera tagihan
internal/penggantian biaya, dan memiliki strategi pendanaan IT yang dapat
mengakomodasi perubahan dalam biaya operasional.
Walaupun ada anggapan bahwa
pendekatan tradisional saat ini dianggap memiliki risiko terendah, namun
sebenarnya pendekatan langsunglah yang memiliki risiko terendah; ini
dikarenakan adanya dua sistem yang berjalan secara aralel; sistem lama tetap
beroperasi pada platform internal, dan sistem baru yang berjalan pada
platform public cloud hingga
saat yang tepat setelah dilakukan pengujian dan kemudian melakukan pemadaman
platform internal.
Indonesian Cloud menyadari bahwa
memulai transformasi ke cloud dapat
menjadi sesuatu hal yang membingungkan bagi banyak perusahaan, untuk itu, untuk
membantu mengenali hal-hal yang dibutuhkan, dan menentukan jalur mana yang
harus ditempuh, kami menawarkan serangkaian layanan konsultasi khusus yang
ditargetkan untuk menganalisa beban kerja internal dan menentukan profil risiko
serta kesesuaian dalam memilih platform berbasis cloud.
·
Perkembangan
Cloud Computing
Cloud computing pada awalnya
merupakan perkembangan dari grid computing. Pada saat itu “Intergalactic
computer network”oleh J.C.R. Licklider, yang bertanggung jawab atas pembangunan
ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network) di tahun 1969. Beliau
memiliki sebuah cita-cita di mana setiap manusia di dunia ini dapat terhubung
dan bisa mengakses program dan data dari situs manapun, di manapun.
Menurut Margaret Lewis, Direktur
Marketing Produk AMD. “Cita-cita itu terdengar mirip dengan apa yang kini kita
disebut dengan cloud computing”. Para pakar komputasi lainnya juga memberikan
penambahan terhadap konsep ini, di antaranya John McCarthy yang menawarkan ide
mengenai jaringan komputasi yang akan menjadi infrastruktur publik, sama
seperti the service bureaus yang sudah ada sejak tahun enam puluhan. Setelah
berkembangnya pesatnya internet yang tentunya akan mendorong perkembangan cloud
computing. Cloud computing mengalami loncatan yang cukup drastis adalah dengan
adanya Salesforce.com di tahun 1999, yang merupakan pencetus pertama aplikasi
perusahaan dijalankan melalui Internet.
Perkembangan cloud computing di
indonesia masih kalah dibandingkan dengan di Negara-negara maju. Di Negara maju
cloud computing telah menjadi hal yang penting terutama dalam bidang bisnis.
Sedangkan di Indonesia hal tersebut masih baru dan para pengusaha masih ragu
dengan sistem dan pelayanan yang ditawarkan oleh pengembang. Apalagi dalam
kondisi ekonomi yang selalu berubah, setiap organisasi akan berpikir panjang
untuk mengeluarkan investasi tambahan di sisi TI. Terlebih hanya untuk
mendapatkan layanan-layanan yang mungkin hanya dibutuhkan sewaktu-waktu
saja. Sehingga untuk melihat perkembangan cloud computing di Indonesia yang
benar-benar teruji masih harus harus menunggu beberapa tahun kedepan. Perlu
sebuah vendor atau penyedia layanan yang terpercaya publik agar para pebisnis
percaya dengan layanan dan jaminan dari teknologi cloud computing.
Salah satu perusahaan yang fokus
pada pelayanan Cloud Computing adalah Huawei. Menurut CEO Huawei Indonesia,
Vincent Li, seiring dengan tren Cloud Computing yang kian berdampak terhadap
perusahaan dan keseharian, perlu adanya pertimbangan, penerapan dan
pengoptimalan penggunaan Cloud dan aplikasi teknologi informasi dan
komunikasi. Selain itu, pertumbuhan internet yang tinggi di Indonesia
menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan-perusahaan untuk menggunakan pelayanan
Cloud Computing.
Contohnya, jika sebuah perusahaan
membutuhkan aplikasi CRM (Costumer Relationship Management). Perusahaan itu
harus membeli aplikasi itu, membeli hardware buat server dan harus menyewa
tenaga ahli TI khusus untuk menjaga server dan aplikasi itu. Disinilah cloud
computing itu berperan. Dalam contoh di atas, perusahaan Microsoft telah
menyediakan aplikasi CRM yang dapat langsung digunakan oleh perusahaan yang
membutuhkan tadi. Perusahaan yang membutuhkan itu tinggal menghubungi
perusahaan Microsoft untuk menyambungkan perusahaannya (dalam hal ini melalui
internet) dengan aplikasi CRM & tinggal memakainya. Dan pembayaran
dilakukan per bulan, per triwulan, per semester, per tahun atau sesuai kontrak
yang dibuat. Jadi, perusahaan yang membutuhkan aplikasi CRM tadi, tidak perlu
melakukan investasi awal untuk pembelian hardware server dan tenaga ahli TI.
Itulah salah satu manfaat dari cloud computing yang dapat menghemat anggaran
suatu perusahaan.
·
Karakteristik
Cloud Computing
The US National Institute of
Standard and Technology (NIST) menetapkan setidaknya lima kriteria yang harus
dipenuhi oleh sebuah sistem untuk bisa di masukkan dalam kriteria Cloud computing, juga dijelaskan oleh
Mell and Grance , yaitu on-demand
self-service (layaknya swalayan, seorang pelanggan dimungkinkan
untuk secara langsung “memesan” sumber daya yang dibutuhkan, seperti kecepatan
prosessor dan kapasitas penyimpanan melalui control panel elektronis yang
disediakan. Jadi tidak perlu berinteraksi dengan personil customer service jika
ingin menambah atau mengurangi sumberdaya cloud yang diperlukan), Broadband Network Access(tersedianya kemampuan akses yang
luas dalam infrastruktur jaringan), Resource pooling(Sumberdaya dikelompokkan di satu atau
berbagai lokasi data center dengan mekanisme multi-tenant yang memungkinkan
sejumlah sumberdaya tersebut digunakan secara bersama-sama oleh sejumlah
user), Rapid elasticity(elastis
dan cepat tersedia, baik itu dalam bentuk penambahan ataupun pengurangan
kapasitas yang diperlukan, seolah-olah kapasitas yang tersedia tak terbatas
besarnya, dan dapat “dibeli” kapan saja dengan jumlah berapa saja.), Measured Service (Sumberdaya
cloud yang tersedia harus dapat diatur dan dioptimasi penggunaannya, jumlah
sumberdaya yang digunakan dapat secara transparan diukur yang akan menjadi
dasar bagi user untuk membayar biaya penggunaan layanan).
·
Model
Penyebaran Cloud Computing
Penyebaran teknologi dan
layanan Cloud computing dibagi
beberapa jenis berdasarkan karakteristik dan tujuan. Penyebaran meliputi publik (eksternal), private (internal),
community, hybrid dan virtual private cloud. Public cloud adalah di mana
semua sumberdaya yang disediakan penyedia layanan kepada konsumen seperti
penyimpanan data dan aplikasi diintegrasikan melalui aplikasi web atau dengan
layanan web di dalam jaringan internet. Sumber daya tersebut dikendalikan dan
dikelola oleh penyedia layanan. Ini biasanya murah atau on-demand self-service dan measured service [6-12]. Private Cloud merupakan
sebuah infrastruktur cloud yang dioperasikan untuk satu organisasi. Ini dapat
dikelola oleh organisasi atau pihak ketiga. Layanan private cloud menawarkan
penyediaan dan penggunaan serta kontrol yang lebih besar atas
infrastruktur cloud. Community clouddikendalikan dan
dimiliki oleh beberapa organisasi dan didukung komunitas tertentu yang telah
berbagi kepentingan seperti misi, kebijakan, persyaratan keamanan dan kepatuhan
atas berbagai pertimbangan yang dibuat. Ini dapat dikelola oleh organisasi atau
pihak ketiga dan anggota berbagi akses community cloud terhadap data dan aplikasi. Pengguna Community cloud merupakan
pengguna yang berusaha untuk mengeksploitasi skala ekonomi dan meminimalkan
biaya yang berkaitan dengan private
cloud dan risiko yang terkait dengan public cloud . Hybrid
cloud merupakan kombinasi dari dua atau lebih computing cloud (private, community atau
public) dan terikat oleh standar atau teknologi eksklusif yang
memungkinkan portabilitas data dan aplikasi. Ada kalanya pengguna public cloud
kemudian menyediakan infrastruktur untuk menciptakan private atau semi-private virtual cloud(Interkoneksi
ke sumber daya internal), biasanya melalui koneksi Virtual Private Network (VPN).
·
Model
Layanan Cloud Computing
Cloud computing mempunyai 3
tingkatan layanan yang diberikan kepada pengguna, yaitu:
- Infrastructure as service, hal ini meliputi Grid untuk virtualized server, storage & network. Contohnya seperti Amazon Elastic Compute Cloud dan Simple Storage Service.
- Platform as a service, hal ini memfokuskan pada aplikasi dimana dalam hal ini seorang developer tidak perlu memikirkan hardware dan tetap fokus pada pembuatan aplikasi tanpa harus mengkhawatirkan sistem operasi, infrastructure scaling, load balancing dan lain-lain. Contohnya yang sudah mengimplementasikan ini adalah Force.com dan Microsoft Azure investment.
- Software as a service: Hal ini memfokuskan pada aplikasi dengan Web-based interface yang diakses melalui Web Service dan Web 2.0. Contohnya adalah Google Apps, SalesForce.com dan aplikasi jejaring sosial seperti FaceBook.
·
Manfaat
Cloud Computing Secara Umum
Efisiensi Biaya
Teknologi cloud computing adalah memaksimalkan utilisasi komputer
yang rata-rata umumnya di bawah 50%. Dengan menggunakan utilisasi
sisa yang tidak terpakai ini maka dapat diciptakan beberapa virtual server
lain. Bayangkan jika proses seperti ini terjadi pada banyak komputer dan
digabungkan menjadi satu! Maka akan tercipta kapasitas baru yang jauh lebih
besar dibandingkan penjumlahan kapasitas physical computer. Artinya dengan investasi komputer
yang sama tercipta kapasitas yang berlipat, sehingga menyebabkan biaya
sewa pelanggan menjadi lebih rendah. Selain dari sisi hardware, efisiensi biaya juga timbul
dari biaya operasional, seperti SDM maintenance, biaya listrik, biaya overhead, dan lain-lain. Sisi lain
dari efisiensi biaya adalah pay
as you go. Artinya pelanggan hanya membayar sesuai pemakaian (on demand). Hal seperti ini tidak
bisa Anda dapatkan jika Anda membangun sendiri sistem komputer Anda atau
membeli server dan
menyewa space di data center (dedicated server).
Meningkatkan ROI dan Cash Flow
Hal lain yang dapat dipertimbangkan
oleh perusahaan Anda, bahwa dengan cloud Anda
tidak perlu melakukan investasi atau mengeluarkan capital expenditure (capex). Anda hanya perlu membayar sewa
sesuai pemakaian. Hal ini berarti mengkonversi capex menjadi opex
(operating expenditure). Bagi perusahaan, model seperti ini cukup
menguntungkan karena akan memperbesar ROI (return on Investment) dan melancarkancash-flow.
Fleksibilitas dalam Menambah
Kapasitas
Dengan cloud Anda tidak perlu melakukan proses pengadaan
komputer yang memakan banyak waktu. Cukup dengan melakukan self-provisioning dalam hitungan
menit, kapasitas yang Anda butuhkan telah siap digunakan.
Kemudahan untuk Monitoring &
Server Management
Proses monitoring dan
manajemen server akan
jauh lebih mudah karena semua terkoneksi dengan web portal pelanggan.
Anda hanya tinggal melihat dashboard saja
untuk mengetahui status global server-server Anda. Untuk membuat, meng-upgrade dan me-manage server serta menginstalasi
software sangat mudah, karena
sudah disediakan automation-tools untuk
melakukan hal tersebut.
Meningkatkan availability dan
ketersediaan data
Sistem cloud pada cloud provider biasanya dibuat dengan disain
high availability. Artinya, sistem tersebut berada pada suatu data center yang
menjamin ketersediaan listriknya, pendingin ruangan, dan lain-lain yang
menjamin fasilitas pendukung bekerja maksimal selama 24 jam sehari. Selain itu
dari sisi perangkat, wajib hukumnya fully redundancy, karena fitur ini adalah basic-features dari teknologi cloud. Hal ini membuat server
Anda menjadi lebih besar availability-nya
dibanding jika diletakkan di lokasi Anda sendiri. Selain itu storage system dari cloud umumnya juga di-backup, sehingga memperbesar peluang
data Anda tidak hilang jika terjadicrash pada
sistem storage.
Orang IT akan lebih banyak
memikirkan pengembangan
Survey mengatakan sekitar 80% waktu
pekerjaan departemen TI (Teknologi Informasi) suatu perusahaan dihabiskan untuk
kegiatan operasi dan maintenance.
Hanya 20% dari total waktu yang ada digunakan untuk kegiatan pengembangan TI
perusahaan. Padahal idealnya adalah kebalikannya, karena fungsi TI bagi
perusahaan adalah mendukung pengembangan bisnis perusahaan. Banyak contoh
perusahaan sukses akibat penerapan TI yang tepat dan memberikan keunggulan
kompetitif. Dengan adanya cloud
service ini, maka sebagian kegiatan operasi dan server maintenance sudah
dialihkan, sehingga terdapat waktu lebih bagi departemen TI untuk melakukan
kegiatan lain. Ini adalah benefit lain yang didapatkan yang sulit untuk diukur
dalam bentuk finansial.
Akses secara remote
Cloud
computing membuat
bisnis Anda tidak terbatas pada satu lokasi saja. Anda dapat mengakses dari
mana saja di seluruh dunia dan kapan saja. Yang Anda perlukan hanya koneksi
Internet, user ID dan password.
Dengan Cloud Kemampuan
untuk menangani tugas-tugas penting, dapat dilakukan lebih efisien
oleh karena dilakukan oleh pihak ketiga, apakah mereka
merupakan inti atau bukan inti dengan bisnis anda, adalah sebuah model
bisnis yang umum dan merupakan layanan yang bisa menguntungkan anda.
Komputasi awan membawa tujuh
manfaat potensial.
1. Data yang disimpan
terpusat.
2. Respon cepat.
3. Kehandalan kode uji.
4. Log ( records tak terbetas
).
5. Kinerja Perangkat Lunak
dengan tingkat keamanan yang tinggi.
6. Konstruksi yang handal.
7. Menghemat Biaya uji
keamanan yang mahal
Selain itu cloud computing dapat
memenuhi persyaratan skalabilitas untuk memenuhi permintaan pengguna dengan cepat,
namun tidak mengharuskan pengguna untuk menjadi ahli pada bidang teknologi. Dengan teknologi ini
kita dapat memfasilitasi workflow application yang berskala besar. Sehingga
setiap user yang berorientasi pada penggunaan sistem yang berskala
besar untuk keperluan organisasi atau perusahaan-nya. Teknologi ini (Cloud
Computing) hadir untuk mengatasi itu. Sebagai contoh perusahaan yang memerlukan
tempat penyimpanan yang besar untuk keperluan kerja perusahaan mereka, cloud
dapat menyediakan-nya, tanpa harus perusahaan tersebut menyediakan server
/ storage yang besar untuk keperluan data mereka, yang sudah barang tentu
memerlukan biaya yang besar. Selain itu manfaat dan tujuan dari cloud computing
dalam rangka mendukung perangkat lunak yang di gunakan pada Cloud Computing
adalah sebagai berikut :
- Sistem penagihan yang terencana dan biaya untuk
komputasi yang murah pada tingkat
yang sangat mantap. - Memberikan performance database yang baik dan handal.
- Memiliki jaminan keamanan yang tinggi yang didukung dengan dedicated server.
Kelebihan dan Kekurangan Cloud
Computing
Kelebihan
Cloud Computing
Dilihat dari pengertian dan gambaran
cloud computing, teknologi ini adalah teknologi maju. Karena memiliki
beberapa kelebihan yaitu:
- Menghemat biaya investasi awal untuk pembelian sumber daya.
- Bisa menghemat waktu sehingga perusahaan bisa langsung fokus ke profit dan berkembang dengan cepat.
- Membuat operasional dan manajemen lebih mudah karena sistem pribadi/perusahaan yang tersambung dalam satu cloud dapat dimonitor dan diatur dengan mudah.
- Menjadikan kolaborasi yang terpercaya dan lebih ramping.
- Menghemat biaya operasional pada saat realibilitas ingin ditingkatkan dan kritikal sistem informasi yang dibangun.
- Kelebihan bagi para pelaku bisnis adalah minimalisasi biaya investasi infrastruktur publik sehingga bisnis bisa lebih terfokus pada aspek fungsionalitasnya.
- Bagi application developer, layanan PaaS memungkinkan pengembangan dan implementasi aplikasi dengan cepat sehingga meningkatkan produktivitas.
- Bagi para praktisi yang bergerak di industri TI, hal ini berarti terbukanya pasar baru bagi industri jasa pengembangan teknologi informasi.
- Bagi pebisnis di bidang infrastruktur, hal ini merupakan peluang yang besar karena dengan meningkatnya penggunaan layanan SaaS ini akan meningkatkan penggunaaan bandwidth internet.
- Integrasi aplikasi dengan berbagai perangkat.
Kekurangan Cloud Computing
Sebaik apapun suatu teknologi pasti
juga memiliki kekurangan. Beberapa kekurangan yang ditimbulkan dari teknologi
ini seperti:
- komputer akan menjadi lambat atau tidak bisa dipakai sama sekali jika internet bermasalah atau kelebihan beban.
- perusahaan yang menyewa layanan dari cloud computing tidak punya akses langsung ke sumber daya. Jadi, semua tergantung dari kondisi vendor/penyedia layanan cloud computing.
- Jika server vendor rusak atau punya layanan backup yang buruk, maka perusahaan akan mengalami kerugian besar.
- service level, artinya kemungkinan service performance yang kurang konsisten dari provider. Inkonsistensi cloud provider ini meliputi, data protection dan data recovery.
- privacy, yang berarti adanya resiko data user akan diakses oleh orang lain karena hosting dilakukan secara bersama-sama.
- compliance, yang mengacu pada resiko adanya penyimpangan level compliance dari provider terhadap regulasi yang diterapkan oleh user.
- data ownership mengacu pada resiko kehilangan kepemilikan data begitu data disimpan dalam cloud.
- data mobility, yang mengacu pada kemungkinan share data antar cloud service dan cara memperoleh kembali data jika suatu saat user melakukan proses terminasi terhadap layanan cloud Computing.
Sumber : http://eddybong.blog.binusian.org/teknologi-informasi-dan-komunikasi/cloud-computing/
diakses pada 8 Januari 2014 19:51 WIB
Wahh, artikelnya bagus, sangat bermanfaat. Kunjungi juga perkembangan cloud computing di indonesia
BalasHapus