E-learning
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran
(Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar.
E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau
murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari
seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal
target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus
dikeluarkan oleh sebuah program
studi atau
program pendidikan.
·
Plus Minus E-learning
Seperti
Sebagaimana yang disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu
pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah
interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan
dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling
berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan
berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih
memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Dalam
e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau
bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer
e-learning dan pemrogram komputer.
Dengan
adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah :
- melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
- mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
- mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Kehadiran
guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung dengan
para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini. Inilah
yang menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning yang tidak bagus. Sebagaimana
asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning
(belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.
·
Sejarah dan Perkembangan E-learning
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali
diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi
berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO.
Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1990 : Era CBT
(Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang
berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam
bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1,
atau avi.
2. Tahun 1994 : Seiring dengan
diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk
paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
3. Tahun 1997 : LMS (Learning
Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat
di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat
diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak
serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS
yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah
interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk
standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline
Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
4. Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi
E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis
Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun
administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs
informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan
multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai
pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
·
eLearning 2.0
Istilah
e-Learning 2.0 digunakan untuk merujuk kepada cara pandang baru terhadap
pembelajaran elektronik yang terinspirasi oleh munculnya teknologi Web 2.0. Sistem konvensional pembelajaran elektronik biasanya
berbasis pada paket pelajaran yang disampaikan kepada siswa dengan menggunakan
teknologi Internet (biasanya melalui LMS). Peran siswa dalam pembelajaran
terdiri dari pembacaan dan mempersiapkan tugas. Kemudian tugas dievaluasi oleh
guru. Sebaliknya, e-learning 2.0 memiliki penekanan pada pembelajaran yang
bersifat sosial dan penggunaan perangkat lunak sosial (social networking)
seperti blog, wiki, podcast dan Second Life. Fenomena ini juga telah disebut
sebagai Long Tail learning.
Selain itu
juga, E-learning 2.0 erat hubungannya dengan Web 2.0, social networking (Jejaring Sosial) dan Personal
Learning Environments
(PLE).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar