Jumat, 21 Maret 2014

Peluang Internet marketing



Dengan bertambahnya usia dunia yang semakin tua, maka bertambah maju pula seluruh perkembangan yang ada di dalamnya. Sifat manusia yang dapat bertumbuh dan berkembang juga merambah pula pada apa-apa yang disentuh oleh manusia itu sendiri. Salah satu perkembangan yang sigifikan dari abad 19 ke abad 20 adalah teknologi, dan yang percepatannya tinggi adalah teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Disisi lain sektor pertanian di Indonesia masih dianggap strategis, bukan saja karena sector ini mampu menyediakan lapangan pekerjaan, pendorong munculnya industri baru atau kegiatan ekonomi yang lain. Tetapi juga berperan sebagai sumber penyedia pangan. serta mampu menyumbang devisa nasional.
Melihat dari pentingya sektor pertanian bagi kehidupan manusia seperti yang di jelaskan di atas, maka perkembangan dan masa depan pertanian perlu diperhatikan demi menjaga kelangsungan hidup manusia dimana pada jaman sekarang ini pertanian sering terabaikan, kita lihat dan yang kita rasakan sekarang ada Global warming, banyak konversi lahan pertanian, perubahan iklim yang tidak menentu, dll. yang menjadi pertanyaan adalah, adakah pengaruh atau keterkaitan antara perkembangan teknologi informasi dengan sektor pertanian ??
Dalam bidang pertanian khususnya Agribisnis E-Agribussiness muncul bersama dengan pemanfaatan yang lazimya disebut e-business atau e-commerce. Digital divice membahas soal kesenjangan pemanfaatan ICT, asumsi dasarnya adalah siapa yang terlambat memanfaatkan ICT, maka terlambat pula memperoleh informasi baik itu bidang ekonomi, sosial, politik dan sebagainya. Dalam artikel yang berjudul;Applying Communication Theory to Digital Divice’ research Mason dan Hecker (2003) menjelaskan khususnya pembuat keputusan , yang tidak menguasai ICT akan kalah cepat dan kalah akurat bila dibandingkan dengan pembuat keputusan yang dibuat berdasarkan Informasi yang dikumpulkan menggunakan ICT. Sebagai contoh kita lihat pada web www.deptan.go.id disana ada situs pusdatin yang melayani kebutuhan data dan informasi sektor pertanian yang meliputi data dan informasi produksi dan konsumsi, perdagangan dan pemasaran dalam maupun luar negeri, data sumberdaya dan kelembagaan, serta data administrasi termasuk informasi terkini mengenai peraturan perundangan yang berlaku di sektor pertanian. Sebagian data dan informasi telah tersedia dalam media elektronik yang dapat diakses melalui situs web Deptan. Disamping itu tersedia pula data dalam media cetak seperti buku statistik pertanian, bulletin, dan newsletter.
Oleh sebab itu, upaya mengurangi gap (kesenjangan) penguasaan ICT ini menjadi amat penting.
Bayak pihak telah menyadari pentingnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) begitupula dampak ICT dalam bidang pertanian. Pihak pemerintah juga sudah merespon dengan cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dalam program RENSTRA (rencana strategsis) 2005-2009. Departemen pertanian dalam kebijakan operasional (Anonim, 2005) telah disusun beberapa program yang garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu : pengembangan dan penyelenggaraan Sistem Informasi dan Statsitik Pertanian, peningkatan Pemanfatan dan Penyebaran Informasi, peningkatan kualitas Sumberdaya manusia dalam bidang statistik dan Sistem Informasi, serta pengembangan dan Penataan kelembagaan sistem Informasi
Keempat kebijakan tersebut menyangkut pemanfatan ICT untuk pembangunan pertanian, meningkatkan kualitas komunikasi diberbagai bidang subsektor pertanian melalui penguasaan dan penerapan telnologi informasi dan Komunikasi (ICT) dalam meperkuat daya saing sector pertanian dalam menghadapi tantangan global.
Agribisnis lazimnya didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan mulai dari proses produksi panen, pasca panen pemasaran dan kegiatannya lainnya yang berkaitan dengan kegiatan pertanian (Soekartawi, 2003). Karena ICT juga merambah pada kegiaatn pertanian maka munculah istilah e-Agriculture atau e-Agribusiness, yaitu pemanfatan ICT dibidang pertanian atau bisnis dibidang pertanian. e-Agribusiness adalah e-commerce yaitu e (elektronika) dan commerce (perdagangan), maka pengertiannya sebagai kegiatan perdagangan melalui jasa elektronika. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka penggunaan jasa elektronika dalam perdagangan juga berkembang pesat.
E-Agribusiness menjadi penting dan banyak dipakai para businessmen bukan saja untuk produkproduk pertanian tetapi juga produk lain yang berkaitan dengan pertanian, misalnya bidang jasa pertanian (Soekartawi, 2005a dan b). Keunggulan e-Agribusiness, antara lain adalah karena pertimbangan sebagai berikut:
  • Mengurangi biaya. Sebagai contoh: Komunikasi bisnis yang semula dilaksanakan dengan menggunakan telpon jarak jauh, fax dan surat-menyurat dapat digantikan dengan mengirim e-mail, chatting sehingga biaya menjadi lebih murah.
  • Menghemat waktu. Komunikasi dengan caracara lama seperti penggunaan telpon, fax dan surat-menyurat tentu memerlukan waktu yang lama. Maka dengan memanfaatkan internet, apakah itu melalui teknik mengirim e-mail, teknik chatting, maka waktu dapat dihemat.
  • Mengintegrasikan supply chain secara lebih mudah dan singkat. Dengan memanfaatkan internet, maka betapapun kompleksnya mekanisme perdagangan (misalnya supply chain), dapat disederhanakan dengan mekanisme yang tersedia di internet.
  • Menjadi ajang promosi yang ‘mendunia’ dengan biaya yang murah. Dengan memanfaatkan internet, maka perusahaan tersebut menampakkan market exposure yang dapat diketahui oleh masyarakat dunia,
  • Merupakan diversifikasi pembentukan keuntungan perusahaan. Disamping keuntungan yang dihasilkan dari cara-cara lama yang tidak menggunakan internet, kini ada alternatif baru, yaitu bisnis dengan memanfaatkan internet yang merupakan revenue stream baru.
  • Memperpendek waktu product cycle. Dengan memanfaatkan internet, maka product cycle menjadi lebih pendek, sehingga proses berbisnis menjadi lebih banyak, dan pada akhirnya keuntungan juga akan lebih besar.
  • Meningkatkan customer loyality . Dalam bisnis modern, maka masalah kepuasan pelanggan menjadi acuan. Makin loyal pelanggan, makin baik bagi perkembangan perusahaan. Pemanfaatan internet, dalam banyak kenyataan, mampu meningkatkan loyalitas pelanggan ini.
Menurut Soekartawi (2002) dalam bukunya ’Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian: Teori dan Aplikasinya’ menyatakan bahwa e-Agribusiness itu adalah suatu alat saja
untuk memasarkan produk-produk pertanian melalui keunggulan internet. Karena merupakan alat, maka e-Agribusiness akan berhasil atau tidak, amat tergantung dari:
  • Koneksi internetnya (apakah komputernya tersambung dengan internet secara baik dan cepat);
  • Kualitas alatnya itu sendiri (software yang dipergunakan dan tampilan serta kelengkapan informasi yang tersedia); dan
  • Bagaimana kualitas orang yang mengaplikasikan alat tersebut (sangat tergantung dari kepiwaian orang yang mengoperasikannya).
Untuk mengatasi kelambanan perkembangan e-Agribusiness di Indonesia, maka disarankan halhal sbb: (i). Meningkatan infrastuktur ICT sampai pada pedesaan, (ii). Mengembangkan softwares yang mudah diikuti, (iii). Mengembangkan kualitas SDM melalui pelatihan-pelatiahan, (iv). Mendekatkan ICT  ke pedesaan agar ICT merupakan teknis yang tidak menakutkan.  Maju Terus Pertanian
Sumber : http://imamahmadmaulana.wordpress.com/2009/12/15/e-agribusiness-2/

E-Agribusiness



Dengan bertambahnya usia dunia yang semakin tua, maka bertambah maju pula seluruh perkembangan yang ada di dalamnya. Sifat manusia yang dapat bertumbuh dan berkembang juga merambah pula pada apa-apa yang disentuh oleh manusia itu sendiri. Salah satu perkembangan yang sigifikan dari abad 19 ke abad 20 adalah teknologi, dan yang percepatannya tinggi adalah teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Disisi lain sektor pertanian di Indonesia masih dianggap strategis, bukan saja karena sector ini mampu menyediakan lapangan pekerjaan, pendorong munculnya industri baru atau kegiatan ekonomi yang lain. Tetapi juga berperan sebagai sumber penyedia pangan. serta mampu menyumbang devisa nasional.
Melihat dari pentingya sektor pertanian bagi kehidupan manusia seperti yang di jelaskan di atas, maka perkembangan dan masa depan pertanian perlu diperhatikan demi menjaga kelangsungan hidup manusia dimana pada jaman sekarang ini pertanian sering terabaikan, kita lihat dan yang kita rasakan sekarang ada Global warming, banyak konversi lahan pertanian, perubahan iklim yang tidak menentu, dll. yang menjadi pertanyaan adalah, adakah pengaruh atau keterkaitan antara perkembangan teknologi informasi dengan sektor pertanian ??
Dalam bidang pertanian khususnya Agribisnis E-Agribussiness muncul bersama dengan pemanfaatan yang lazimya disebut e-business atau e-commerce. Digital divice membahas soal kesenjangan pemanfaatan ICT, asumsi dasarnya adalah siapa yang terlambat memanfaatkan ICT, maka terlambat pula memperoleh informasi baik itu bidang ekonomi, sosial, politik dan sebagainya. Dalam artikel yang berjudul;Applying Communication Theory to Digital Divice’ research Mason dan Hecker (2003) menjelaskan khususnya pembuat keputusan , yang tidak menguasai ICT akan kalah cepat dan kalah akurat bila dibandingkan dengan pembuat keputusan yang dibuat berdasarkan Informasi yang dikumpulkan menggunakan ICT. Sebagai contoh kita lihat pada web www.deptan.go.id disana ada situs pusdatin yang melayani kebutuhan data dan informasi sektor pertanian yang meliputi data dan informasi produksi dan konsumsi, perdagangan dan pemasaran dalam maupun luar negeri, data sumberdaya dan kelembagaan, serta data administrasi termasuk informasi terkini mengenai peraturan perundangan yang berlaku di sektor pertanian. Sebagian data dan informasi telah tersedia dalam media elektronik yang dapat diakses melalui situs web Deptan. Disamping itu tersedia pula data dalam media cetak seperti buku statistik pertanian, bulletin, dan newsletter.
Oleh sebab itu, upaya mengurangi gap (kesenjangan) penguasaan ICT ini menjadi amat penting.
Bayak pihak telah menyadari pentingnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) begitupula dampak ICT dalam bidang pertanian. Pihak pemerintah juga sudah merespon dengan cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dalam program RENSTRA (rencana strategsis) 2005-2009. Departemen pertanian dalam kebijakan operasional (Anonim, 2005) telah disusun beberapa program yang garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu : pengembangan dan penyelenggaraan Sistem Informasi dan Statsitik Pertanian, peningkatan Pemanfatan dan Penyebaran Informasi, peningkatan kualitas Sumberdaya manusia dalam bidang statistik dan Sistem Informasi, serta pengembangan dan Penataan kelembagaan sistem Informasi
Keempat kebijakan tersebut menyangkut pemanfatan ICT untuk pembangunan pertanian, meningkatkan kualitas komunikasi diberbagai bidang subsektor pertanian melalui penguasaan dan penerapan telnologi informasi dan Komunikasi (ICT) dalam meperkuat daya saing sector pertanian dalam menghadapi tantangan global.
Agribisnis lazimnya didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan mulai dari proses produksi panen, pasca panen pemasaran dan kegiatannya lainnya yang berkaitan dengan kegiatan pertanian (Soekartawi, 2003). Karena ICT juga merambah pada kegiaatn pertanian maka munculah istilah e-Agriculture atau e-Agribusiness, yaitu pemanfatan ICT dibidang pertanian atau bisnis dibidang pertanian. e-Agribusiness adalah e-commerce yaitu e (elektronika) dan commerce (perdagangan), maka pengertiannya sebagai kegiatan perdagangan melalui jasa elektronika. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka penggunaan jasa elektronika dalam perdagangan juga berkembang pesat.
E-Agribusiness menjadi penting dan banyak dipakai para businessmen bukan saja untuk produkproduk pertanian tetapi juga produk lain yang berkaitan dengan pertanian, misalnya bidang jasa pertanian (Soekartawi, 2005a dan b). Keunggulan e-Agribusiness, antara lain adalah karena pertimbangan sebagai berikut:
  • Mengurangi biaya. Sebagai contoh: Komunikasi bisnis yang semula dilaksanakan dengan menggunakan telpon jarak jauh, fax dan surat-menyurat dapat digantikan dengan mengirim e-mail, chatting sehingga biaya menjadi lebih murah.
  • Menghemat waktu. Komunikasi dengan caracara lama seperti penggunaan telpon, fax dan surat-menyurat tentu memerlukan waktu yang lama. Maka dengan memanfaatkan internet, apakah itu melalui teknik mengirim e-mail, teknik chatting, maka waktu dapat dihemat.
  • Mengintegrasikan supply chain secara lebih mudah dan singkat. Dengan memanfaatkan internet, maka betapapun kompleksnya mekanisme perdagangan (misalnya supply chain), dapat disederhanakan dengan mekanisme yang tersedia di internet.
  • Menjadi ajang promosi yang ‘mendunia’ dengan biaya yang murah. Dengan memanfaatkan internet, maka perusahaan tersebut menampakkan market exposure yang dapat diketahui oleh masyarakat dunia,
  • Merupakan diversifikasi pembentukan keuntungan perusahaan. Disamping keuntungan yang dihasilkan dari cara-cara lama yang tidak menggunakan internet, kini ada alternatif baru, yaitu bisnis dengan memanfaatkan internet yang merupakan revenue stream baru.
  • Memperpendek waktu product cycle. Dengan memanfaatkan internet, maka product cycle menjadi lebih pendek, sehingga proses berbisnis menjadi lebih banyak, dan pada akhirnya keuntungan juga akan lebih besar.
  • Meningkatkan customer loyality . Dalam bisnis modern, maka masalah kepuasan pelanggan menjadi acuan. Makin loyal pelanggan, makin baik bagi perkembangan perusahaan. Pemanfaatan internet, dalam banyak kenyataan, mampu meningkatkan loyalitas pelanggan ini.
Menurut Soekartawi (2002) dalam bukunya ’Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian: Teori dan Aplikasinya’ menyatakan bahwa e-Agribusiness itu adalah suatu alat saja
untuk memasarkan produk-produk pertanian melalui keunggulan internet. Karena merupakan alat, maka e-Agribusiness akan berhasil atau tidak, amat tergantung dari:
  • Koneksi internetnya (apakah komputernya tersambung dengan internet secara baik dan cepat);
  • Kualitas alatnya itu sendiri (software yang dipergunakan dan tampilan serta kelengkapan informasi yang tersedia); dan
  • Bagaimana kualitas orang yang mengaplikasikan alat tersebut (sangat tergantung dari kepiwaian orang yang mengoperasikannya).
Untuk mengatasi kelambanan perkembangan e-Agribusiness di Indonesia, maka disarankan halhal sbb: (i). Meningkatan infrastuktur ICT sampai pada pedesaan, (ii). Mengembangkan softwares yang mudah diikuti, (iii). Mengembangkan kualitas SDM melalui pelatihan-pelatiahan, (iv). Mendekatkan ICT  ke pedesaan agar ICT merupakan teknis yang tidak menakutkan.  Maju Terus Pertanian

Sumber : http://imamahmadmaulana.wordpress.com/2009/12/15/e-agribusiness-2/ diakses pada 3 Maret 2014 23:21 WIB

Etika Profesi



Pentingnya Etika Profesi

Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.

Etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya.

Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip prinsip moral yang ada.

Pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.

Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.


Sumber : http://kuliah-harian.blogspot.com/p/pentingnya-etika-profesi.html  diakses pada 21 Maret 2014 22:15 WIB


Etika Sistem Informasi



Masalah etika dalam informasi sangatlah penting. Etika juga mendapat perhatian dalam pengembangan dan pemakaian sistem informasi. Masalah ini diidentifikasi oleh Richard Mason pada tahun 1986 (Zwass, 1998) yang mencakup privasi, akurasi, property, dan akses.
1. Privasi
Privasi menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari pengaksesan oleh orang lain yang memang tidak diberi ijin untuk melakukannya. Contoh isu mengenai privasi sehubungan diterapkannya sistem informasi adalah pada kasus seorang manajer pemasaran yang ingin mengamati email yang dimiliki bawahannya karena diperkirakan mereka lebih banyak berhubungan dengan email pribadi daripada email para pelanggan. Sekalipun manajer dengan kekuasaannya dapat melakukan hal itu, tetapi ia telah melanggar privasi bawahannya.
2. Akurasi
Akurasi terhadap informasi merupakan factor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem informasi. Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang mengganggu, merugikan, dam bahkan membahayakan. Sebuah kasus akibat kesalahan penghapusan nomor keamanan social dialami oleh Edna Rismeller. Akibatnya, kartu asuransinya tidak bisa digunakan dan bahkan pemerintah menarik kembali cek pensiun sebesar $672 dari rekening banknya. Mengingat data dalam sistem informasi menjadi bahan dalam pengambilan keputusan, keakurasiannya benar-benar harus diperhatikan.
3. Properti
Perlindungan terhadap hak property yang sedang digalakkan saat ini yaitu dikenal dengan sebutan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Kekayaan Intelektual diatur melalui 3 mekanisme yaitu hak cipta (copyright), paten, dan rahasia perdagangan (trade secret).
4. Hak Cipta
Hak cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hokum yang melarang penduplikasian kekayaan intelektual tanpa seijin pemegangnya. Hak cipta biasa diberikan kepada pencipta buku, artikel, rancangan, ilustrasi, foto, film, musik, perangkat lunak, dan bahkan kepingan semi konduktor. Hak seperti ini mudah didapatkan dan diberikan kepada pemegangnya selama masih hidup penciptanya ditambah 70 tahun.
5. Paten
Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling sulit didapat karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan sangat berguna. Hukum paten memberikan perlindungan selama 20 tahun.
6. Rahasia Perdagangan
Hukum rahasia perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi atau kontrak. Pada lisensi perangkat lunak, seseorang yang menandatangani kontrak menyetujui untuk tidak menyalin perangkat lunak tersebut untuk diserhakan pada orang lain atau dijual.
7. Akses
Fokus dari masalah akses adalah pada penyediaan akses untuk semua kalangan. Teknologi informasi malah tidak menjadi halangan dalam melakukan pengaksesan terhadap informasi bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk mendukung pengaksesan untuk semua pihak.
MASALAH KEAMANAN DALAM SISTEM INFORMASI
Keamanan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian sistem informasi, yang dimaksudkan untuk mencegah ancaman terhadap sistem serta untuk mendeteksi dan membetulkan akibat kerusakan sistem.
Secara garis besar, ancaman terhadap sistem informasi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu ancaman ak tif dan ancaman pasif. Ancaman aktif mencakup kecurangan dan kejahatan terhadap komputer, sedangkan ancaman pasif mencakup kegagalan sistem, kesalahan manusia dan bencana alam. Kegagalan sistem menyatakan kegagalan dalam peralatan-peralatan komponen (misalnya hard disk).
Metode yang umum digunakan oleh orang dalam melakukan penetrasi terhadap sistem berbasis komputer ada 6 macam :
1. Pemanipulasian masukan
Pemanipulasian masukan merupakan metode yang paling banyak digunakan, mengingat hal ini bisa dilakukan tanpa memerlukan ketrampilan teknis yang tinggi. Contoh seorang teller bank ditemukan mengambil uang dari rekening-rekening bank melalui sistem komputer.
2. Penggantian program
Pemanipulasian melalui program biasa dilakukan oleh para spesialis teknologi informasi.
3. Penggantian berkas secara langsung
Pengubahan berkas secara langsung umum dilakukan oleh orang yang punya banyak akses secara langsung terhadap basis data.
4. Pencurian data
Dengan kecanggihan menebak password atau menjebol password para pencuri berhasil mengakses data yang seharusnya tidak menjadi hak mereka.
5. Sabotase
Sabotase dapat dilakukan dengan berbagai cara. Istilah umum digunakan untuk menyatakan tindakan masuk ke dalam suatu sistem komputer tanpa otorisasi, yaitu hacking.
Berbagai teknik yang digunakan untuk melakukan hacking :
1. Denial of Service
Teknik ini dilaksanakan dengan cara membuat permintaan yang sangat banyak terhadap suatu situs sehingga sistem menjadi macet dan kemudian dengan mencari kelemahan pada sistem si pelaku melakukan serangan pada sistem.
2. Sniffer
Teknik ini diimplementasikan dengan membuat program yang dapat melacak paket data seseorang ketika paket tersebut melintasi Internet, menangkap password atau menangkap isinya.
3. Spoofing
Melakukan pemalsuan alamat email­ atau web dengan tujuan untuk menjebak pemakai agar memasukkan informasi yang penting seperti password atau nomor kartu kredit.
Berbagai kode jahat atau usil juga menjadi ancaman bagi sistem komputer, kode yang dimaksud adalah :
1. Virus
Virus berupa penggalan kode yang dapat menggandakan dirinya sendiri dengan cara menyalin kode dan menempelkan ke berkas program yang dapat dieksekusi (misalnya berkas .exe pada DOS). Selanjutnya, salinan virus ini akan menjadi aktif manakala program yang terinfeksi dijalankan. Beberapa virus hanya “sekedar muncul”. Namun sejumlah virus yang lain benar-benar sangat jahat karena akan menghapus berkas-berkas dengan extension tertentu dan bahkan dapat memformat hard disk. Contoh virus jahat adalah CIH atau virus Chernobyl, yang melakukan penularan melalui email.
2. Cacing (Worm)
Cacing adalah program komputer yang dapat menggandakan dirinya sendiri dan menulari komputer-komputer dalam jaringan.
3. Bom Logika atau Bom Waktu (Logic bomb or time bomb)
Program yang beraksi karena dipicu oleh sesuatu kejadian atau setelah selang waktu berlalu. Sebagai contoh, program dapat diatur agar menghapus hard disk atau menyebabkan lalu lintas jaringan macet.
4. Kuda Trojan (Trojan Horse)
Program yang dirancang agar dapat digunakan untuk menyusup ke dalam sistem. Sebagai contoh kuda Trojan dapat menciptakan pemakai dengan wewenang supervisor atau superuser. Pemakai inilah yang nantinya dipakai untuk menyusup ke sistem.
Penyalahgunaan dan pencurian sumber daya komputasi
Merupakan bentuk pemanfaatan secara illegal terhadap sumber daya komputasi oleh pegawai dalam rangka menjalankan bisnisnya sendiri.
Trapdoor adalah kemungkinan tindakan yang tak terantisipasi yang tertinggal dalam program karena ketidaksengajaan. Disebabkan sebuah program tak terjamin bebas dari kesalahan, kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat membuat pemakai yang tak berwenang dapat mengakses sistem dan melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak boleh dan tidak bisa dilakukan.

Sumber: http://shesaskia.blogspot.com/2010/12/etika-sistem-informasi.html diakses pada 21 Maret 2014 22:40 WIB