Jumat, 21 Maret 2014

Peluang Internet marketing



Dengan bertambahnya usia dunia yang semakin tua, maka bertambah maju pula seluruh perkembangan yang ada di dalamnya. Sifat manusia yang dapat bertumbuh dan berkembang juga merambah pula pada apa-apa yang disentuh oleh manusia itu sendiri. Salah satu perkembangan yang sigifikan dari abad 19 ke abad 20 adalah teknologi, dan yang percepatannya tinggi adalah teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Disisi lain sektor pertanian di Indonesia masih dianggap strategis, bukan saja karena sector ini mampu menyediakan lapangan pekerjaan, pendorong munculnya industri baru atau kegiatan ekonomi yang lain. Tetapi juga berperan sebagai sumber penyedia pangan. serta mampu menyumbang devisa nasional.
Melihat dari pentingya sektor pertanian bagi kehidupan manusia seperti yang di jelaskan di atas, maka perkembangan dan masa depan pertanian perlu diperhatikan demi menjaga kelangsungan hidup manusia dimana pada jaman sekarang ini pertanian sering terabaikan, kita lihat dan yang kita rasakan sekarang ada Global warming, banyak konversi lahan pertanian, perubahan iklim yang tidak menentu, dll. yang menjadi pertanyaan adalah, adakah pengaruh atau keterkaitan antara perkembangan teknologi informasi dengan sektor pertanian ??
Dalam bidang pertanian khususnya Agribisnis E-Agribussiness muncul bersama dengan pemanfaatan yang lazimya disebut e-business atau e-commerce. Digital divice membahas soal kesenjangan pemanfaatan ICT, asumsi dasarnya adalah siapa yang terlambat memanfaatkan ICT, maka terlambat pula memperoleh informasi baik itu bidang ekonomi, sosial, politik dan sebagainya. Dalam artikel yang berjudul;Applying Communication Theory to Digital Divice’ research Mason dan Hecker (2003) menjelaskan khususnya pembuat keputusan , yang tidak menguasai ICT akan kalah cepat dan kalah akurat bila dibandingkan dengan pembuat keputusan yang dibuat berdasarkan Informasi yang dikumpulkan menggunakan ICT. Sebagai contoh kita lihat pada web www.deptan.go.id disana ada situs pusdatin yang melayani kebutuhan data dan informasi sektor pertanian yang meliputi data dan informasi produksi dan konsumsi, perdagangan dan pemasaran dalam maupun luar negeri, data sumberdaya dan kelembagaan, serta data administrasi termasuk informasi terkini mengenai peraturan perundangan yang berlaku di sektor pertanian. Sebagian data dan informasi telah tersedia dalam media elektronik yang dapat diakses melalui situs web Deptan. Disamping itu tersedia pula data dalam media cetak seperti buku statistik pertanian, bulletin, dan newsletter.
Oleh sebab itu, upaya mengurangi gap (kesenjangan) penguasaan ICT ini menjadi amat penting.
Bayak pihak telah menyadari pentingnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) begitupula dampak ICT dalam bidang pertanian. Pihak pemerintah juga sudah merespon dengan cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dalam program RENSTRA (rencana strategsis) 2005-2009. Departemen pertanian dalam kebijakan operasional (Anonim, 2005) telah disusun beberapa program yang garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu : pengembangan dan penyelenggaraan Sistem Informasi dan Statsitik Pertanian, peningkatan Pemanfatan dan Penyebaran Informasi, peningkatan kualitas Sumberdaya manusia dalam bidang statistik dan Sistem Informasi, serta pengembangan dan Penataan kelembagaan sistem Informasi
Keempat kebijakan tersebut menyangkut pemanfatan ICT untuk pembangunan pertanian, meningkatkan kualitas komunikasi diberbagai bidang subsektor pertanian melalui penguasaan dan penerapan telnologi informasi dan Komunikasi (ICT) dalam meperkuat daya saing sector pertanian dalam menghadapi tantangan global.
Agribisnis lazimnya didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan mulai dari proses produksi panen, pasca panen pemasaran dan kegiatannya lainnya yang berkaitan dengan kegiatan pertanian (Soekartawi, 2003). Karena ICT juga merambah pada kegiaatn pertanian maka munculah istilah e-Agriculture atau e-Agribusiness, yaitu pemanfatan ICT dibidang pertanian atau bisnis dibidang pertanian. e-Agribusiness adalah e-commerce yaitu e (elektronika) dan commerce (perdagangan), maka pengertiannya sebagai kegiatan perdagangan melalui jasa elektronika. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka penggunaan jasa elektronika dalam perdagangan juga berkembang pesat.
E-Agribusiness menjadi penting dan banyak dipakai para businessmen bukan saja untuk produkproduk pertanian tetapi juga produk lain yang berkaitan dengan pertanian, misalnya bidang jasa pertanian (Soekartawi, 2005a dan b). Keunggulan e-Agribusiness, antara lain adalah karena pertimbangan sebagai berikut:
  • Mengurangi biaya. Sebagai contoh: Komunikasi bisnis yang semula dilaksanakan dengan menggunakan telpon jarak jauh, fax dan surat-menyurat dapat digantikan dengan mengirim e-mail, chatting sehingga biaya menjadi lebih murah.
  • Menghemat waktu. Komunikasi dengan caracara lama seperti penggunaan telpon, fax dan surat-menyurat tentu memerlukan waktu yang lama. Maka dengan memanfaatkan internet, apakah itu melalui teknik mengirim e-mail, teknik chatting, maka waktu dapat dihemat.
  • Mengintegrasikan supply chain secara lebih mudah dan singkat. Dengan memanfaatkan internet, maka betapapun kompleksnya mekanisme perdagangan (misalnya supply chain), dapat disederhanakan dengan mekanisme yang tersedia di internet.
  • Menjadi ajang promosi yang ‘mendunia’ dengan biaya yang murah. Dengan memanfaatkan internet, maka perusahaan tersebut menampakkan market exposure yang dapat diketahui oleh masyarakat dunia,
  • Merupakan diversifikasi pembentukan keuntungan perusahaan. Disamping keuntungan yang dihasilkan dari cara-cara lama yang tidak menggunakan internet, kini ada alternatif baru, yaitu bisnis dengan memanfaatkan internet yang merupakan revenue stream baru.
  • Memperpendek waktu product cycle. Dengan memanfaatkan internet, maka product cycle menjadi lebih pendek, sehingga proses berbisnis menjadi lebih banyak, dan pada akhirnya keuntungan juga akan lebih besar.
  • Meningkatkan customer loyality . Dalam bisnis modern, maka masalah kepuasan pelanggan menjadi acuan. Makin loyal pelanggan, makin baik bagi perkembangan perusahaan. Pemanfaatan internet, dalam banyak kenyataan, mampu meningkatkan loyalitas pelanggan ini.
Menurut Soekartawi (2002) dalam bukunya ’Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian: Teori dan Aplikasinya’ menyatakan bahwa e-Agribusiness itu adalah suatu alat saja
untuk memasarkan produk-produk pertanian melalui keunggulan internet. Karena merupakan alat, maka e-Agribusiness akan berhasil atau tidak, amat tergantung dari:
  • Koneksi internetnya (apakah komputernya tersambung dengan internet secara baik dan cepat);
  • Kualitas alatnya itu sendiri (software yang dipergunakan dan tampilan serta kelengkapan informasi yang tersedia); dan
  • Bagaimana kualitas orang yang mengaplikasikan alat tersebut (sangat tergantung dari kepiwaian orang yang mengoperasikannya).
Untuk mengatasi kelambanan perkembangan e-Agribusiness di Indonesia, maka disarankan halhal sbb: (i). Meningkatan infrastuktur ICT sampai pada pedesaan, (ii). Mengembangkan softwares yang mudah diikuti, (iii). Mengembangkan kualitas SDM melalui pelatihan-pelatiahan, (iv). Mendekatkan ICT  ke pedesaan agar ICT merupakan teknis yang tidak menakutkan.  Maju Terus Pertanian
Sumber : http://imamahmadmaulana.wordpress.com/2009/12/15/e-agribusiness-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar