Sabtu, 29 Desember 2012

Curug panjang

Curug panjang merupakan tempat wisata alam yang terdapat di daerah cisarua puncak.  Akses jalan menuju tempat ini terbilang cukup mudah dengan kondisi jalan yang ekstrim. saya sendiri menuju tempat ini hanya dengan bantuan google map. tapi jangan ragu untuk bertanya pada orang sekitar jika anda ragu dengan jalan yang diambil. Orang - orang disepanjang jalan ini pun ramah kok,dapat membantu anda menunjukkan jalan yang benar.

Kondisi jalan menuju kawasan ini begitu menantang, tanjakan curam dan melewati genangan air yang cukup tinggi, yang saya maksud adalah aliran air yang berbentuk seperti air terjun di sisi jalan. saya tidak menyarankan mobil sedan atau mobil mewah menuju kawasan ini. bersepeda menuju kawasan ini sepertinya akan mengasikkan sekali. Medan berbatu yang sepertinya masyarakat sekitar yang membuatnya, medan awal menuju kawasan inj adalah aspal tetapi sedikit rusak. Selama perjalanan anda akan merasa seperti membelah hutan karenan banyaknya pohon rimbun sepanjang jalan. Tidak kurang dari 1 jam saya menuju kawasan ini dengan menggunakan sepeda motor, berawal dari jalan raya puncak tahu yunyi.

Sepanjang perjalanan menuju kemari saya disuguhi pemandangan alam yang hijau khas pegunungan. tidak jauh dari loket pintu masuk curug saya melihat ada penangkaran lebah, sepertinya kita dapat membeli madu segar dari tempat tersebut. Biaya masuk menuju kawasan ini cukup murah hanya 24 ribu untuk tiket masuk 2 orang dan retribusi parkir sebesar 3 ribu.

Tidak berapa lama kami berjalan sekitar 5 menit, sampailah saya di tempat wisata yaitu curug panjang. Tidak banyak cerita sejarah yang saya dapat dari tempat ini. Sepertinya tidak hanya ada curug ini saja karena masih ada jalan setapak meuju ke suatu tempat jauh diatas tentu saja kita harus membayar guide untuk mengakses wilayah tersebut, dengan tarif 30-35 ribu. Perjalanan dan pemandangan yang menenangkan, air terjun yang cantik dengan airnya yang jernih membuat saya begitu tenang menikmatinya. curug ini memiliki pesonanya tersendiri.

Ayo kita lestarikan alam ini, kita jaga agar anak cucu kita nanti dapat menikmatinya. Dan saya berharap pemerintah daerah terkait dapat memperbaiki dan memberikan akses jalan yang baik, karena semakin baik akses jalan saya rasa akan semakin banyak orang datang ke curug panjang. Tempat yang bagus tanda didukung prasarana yang baik saya rasa akan hilang tenggelam begitu saja. Karena saya sendiri menginginkan jika indonesia menjadi surga para pelancong diseluruh dunia. Alam indah tanpa tara.

Jumat, 28 Desember 2012

Selamat tinggal pantai indah


“Luas areal penambangan dan jumlah KIP yang broperasi diprediksi akan meningkat karena saat ini jumlah izin usaha pertambangan eksplorasi di laut sebanyak 217 izin dengan wilayah IUP eksplorasi 382.103,01 Ha. Sebanyak 204 izin dikeluarkan oleh Gubernur dan 13 oleh Kabupaten,” kata Ismed Seminar Hukum Pertambangan yang digelar Fakultas Hukum UBB di Kampus Terpadu UBB di Balunijuk, Rabu (28/11/2012).
Ismed mengungkapkan sejauh ini sampai saat ini 46.681,70 ha laut Babel sudah diterbitkan izin usaha pertambangan operasi produksi hingga tahun 2012. Dari luas IUP Operasi produksi itu beroperasi sedikitnya beroperasi 74 KIP di laut Babel, 68 unit KIP beroperasi di IUP PT Timah Tbk selebihnya enam kapal oleh perusahaan swasta.

Kalau begini caranya alam indonesia yang indah akan hancur begitu saja demi kepentingan dompet-dompet suatu perusahaan. Tanah kelahiran kita telah diperkosa habis2an. gunung-gunung digerogoti hingga habis. pengeboran minyak lepas pantai merusak kestabilan bawah laut. seharusnya kita sadar bahwa bhmi ini tidak hanya manusia yang menempatinya. Masih terdapat hewan dan tumbuhan yang hidup dan bernafas di bumi ini.

setelah habis disedot sumber daya alam hingga habis apakah masyarakat inj menikmati hasilnya? yang kita lihat bahkan masyaakat hanya memunguti hasil limbah yang dinggap berharga. sekali lagi, kesadaran dan,oral yang dapat  merubah ini semua. Tidak menguntungkan masyarakat sepertinya.

bagi saya sebagai seorang traveller, bangka dan belitung merupakan tempat yang indah memiliki potensi wisata yang banyak sekali,khususnya pantai yang sangat indah tanpa tanding. dengan rusaknya alam bangka maka menutup para wisatawan asing untuk mengunjungi negara kita ini.

sumber:
bangka.tribunnews.com/mobile/index.php//2012/11/29/ada-217-izin-usaha-pertambangan-laut  (diakses 28 desember 2012 jam 10.52)
Www.google.com

Minggu, 16 Desember 2012

mendaki


Pencapaian Dalam Mendaki Sebuah Gunung

Mendaki merupakan kegiatan alam yang menguras tenaga dan menguras mental. Di dalam sebuah pendakian banyak hal yang dapat kita peroleh. Ada hal-hal baik yang dapat kita peroleh dan ada juga hal buruk yang di hasilkan dari kegiatan ini. banyak aturan serta kode etik yang ditanamkan dari sebuah pendakian. Kode etik seperti perilaku bertutur kata yang sopan, tidak berbuat hal-hal yang dapat merusak alam seperti mencoret-coret dan memebuang sampah sembarangan. Pendewasaan diri secara alami akan dirasakan dalam mendaki, lebih dekat dengan pencipta, meghargai alam yang sangat perkasa serta dapat mengasah diri dalam pengambilan keputusan adalah beberapa hal penting yang dapat kita pelajari dalam mendaki.
                Ketika dalam pendakian keegoisan seseorang akan hilang, karena harus memberikan perhatian kepada teman satu team. Semua harus dijalani dengan bersama-sama, tidak ada yang akan tertinggal jauh di belakang atau terlalu jauh di depan. Kedekatan individu dalam satu team akan mempengaruhi hal ini. mental seseorang akan lebih terasah karena akan banyak terjadinya konflik dalam mendaki karena tekanan emosional yang tinggi. Hal ini  diakibatkan terlalu lelah atau bahkan dari faktor luar seperti iklim yang terlalu ekstrim maupun keadaan medan yang begitu menantang. Maka dari itu pendewasaan diri dalam pendakian akan sangat terasah lama-kelamaan secara alami.
                Berdoa merupakan hal yang terpenting untuk memulai sebuah perjalanan mendaki. Dalam hal ini kita akan semakin dekat dengan pencipta kita. Berdoa membuat tekad kita semakin bulat dan dapat tabah dalam menghadapi kondisi iklim gunung yang dapat berubah sewaktu-waktu secara extrim.  Ketika semua telah direncanakan dengan sangat matang tanpa kurang satu apapun ketika terjadi hal yang tidak diingikan maka itu adalah kehendak yang maha kuasa. Berdoa memiliki kedudukan yang begitu penting karena tidak terlepas dari izin yang maha kuasa.






                Alam ini begitu luas, alam ini begitu gagah dan perkasanya sehingga tak hanya satu bahkan banyak dari teman-teman para pendaki kehilangan nyawa saat melakukan pedakian.  Kita akan sangat terlihat kecil dan tanpa kekuatan ketika alam telah bertatapan langsung dengan kita. Meremehkan suatu pendakian bukanlah sikap yang bijaksana, sikap ini seharusnya dibuang jauh-jauh karena sikap tersebut akan membuat kita semakin sombong dan akan berakhir dengan hasil yang tidak diinginkan. Menghargai alam dengan menjaga tutur kata, menjaga lingkungan serta merawatnya adalah sikap yang sebaiknya ditunjukkan karena alam akan membalasnya dengan menunjukan keindahannya.
               
               
                Seorang manusia diciptakan dengan akal dan fikiran yang membuat kita begitu spesial. Akal dan fikiran ini tidak akan berkembang jika tidak adanya usaha untuk mengembangkannya. Maka dari itu kita harus mengasahnya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Akan banyak hal yang diperbincangkan dalam aktifitas pendakian. Semua keputusan dirundingkan bersama dengan kepala dingin dan pengambilan keputusan tidaklah secara sepihak tetapi ketua team haruslah mengambil keputusan akhir. Maka dari itu pengasahan kemampuan akal dan fikiran kita akan semakin berkembang.

                Mendaki merupakan aktifitas yang cukup mahal untuk dijalani. Perlengkapan mendaki dengan kualitas yang lumayan membutuhkan dana yang tidak sedikit. Bahkan untuk menuju tempat pendakian dibutuhkan dana yang cukup besar juga. Tanpa adanya manajemen makanan yang baik sehingga asupan protein yang dikonsumsi tubuh kurang maka tubuhpun akan kekurangan gizi. Jadi tidak hanya hal positif yang dapat kita capai tetapi ada beberapa hal negatif yang di dapat dalam aktifitas pendakian.

                Mendaki merupakan gambaran kecil dari sebuah kehidupan. Buat sebagian orang mendaki merupakan lambang dari kecintaannya pada alam negeri ini dan menghargai apa yang telah diciptakan oleh yang maha kuasa. Bagi saya mendaki merupakan kegiatan yang memberikan tubuh ini keluar dari kehidupa nyata dan penat, meninggalkan semua aktifitas untuk mendapatkan ketenangan secara jasmani maupun rohani. Bangsa ini memiliki alam yang indah, nikmati keindahannya dan jaga untuk anak cucu kita nanti. 

Sabtu, 08 Desember 2012

selamatkan dia.


Laju kerusakan lingkungan pulau-pulau di Indonesia mencapai 1,1 juta hektare setiap tahunnya. Terbesar terjadi di sejumlah kawasan hutan lindung dan konservasi karena aktifitas perambahan dan pertambangan batu bara. Teparah terjadi di Pulau Jawa dengan indek kerusakan lingkungan hidup mencapai 53,5 persen. Kerusakan lingkungan ini yang menjadi penyebab utama peningkatan bencana alam banjir dan tanah longsor di sejumlah kota/kabupaten di Jawa.

Laju rehalibilitasi  hanya 0,5 juta hektare setiap tahunnya sehingga tingkat perbaikan lingkungan tidak mampu mengejar kerusakan hutan. Ironinya adalah kehancuran ekologi sejumlah kawasan di Tanah Air adalah karena eksploitasi Hutan, pesisir, dan daerah aliran sungai yang dieksploitasi habis-habisan. Menurut FAO, Indonesia termasuk negara perusak hutan terbesar di dunia dengan laju kerusakan 2% atau 1,87 juta hektare (ha) per tahun yang berarti setiap hari terjadi kerusakan hutan seluas 51 km persegi. WWF dan  Greenpeace  menempatkan Indonesia di peringkat tertinggi pembabatan hutan dunia dengan rekor 1,6 juta ha per hari di Kalimantan, Papua, dan Sumatera.
Total luas hutan di Indonesia sebesar 180 juta hektar, sebanyak 21 persen atau  26 juta hektar telah dijarah dan musnah. Deforestasi hutan di Indonesia paling besar disumbang oleh kegiatan industri, penyalahgunakan HPH dan pembalakan liar (penebangan hutan mencapai 40 juta m3/ setahun), dan pengalihan fungsi hutan menjadi perkebunan/ perumahan.Bertolak belakang dengan penegakan hukum yang tumpul, 47 perusahaan hitam belum dikenai sanksi apapun.
Data kerusakan hutan di Indonesia masih simpang siur, ini akibat perbedaan persepsi dan kepentingan dalam mengungkapkan data tentang kerusakan hutan. Laju deforestasi di Indonesia menurut perkiraan World Bank antara 700.000 sampai 1.200.000 ha per tahun, dimana deforestasi oleh peladang berpindah ditaksir mencapai separuhnya. Namun World Bank mengakui bahwa taksiran laju deforestasi didasarkan pada data yang lemah. Sedangkan menurut FAO, menyebutkan laju kerusakan hutan di Indonesia mencapai 1.315.000 ha per tahun atau setiap tahunnya luas areal hutan berkurang sebesar satu persen (1%). Berbagai LSM peduli lingkungan mengungkapkan kerusakan hutan mencapai 1.600.000 – 2.000.000 ha per tahun dan lebih tinggi lagi data yang diungkapkan oleh Greenpeace, bahwa kerusakan hutan di Indonesia mencapai 3.800.000 ha per tahun yang sebagian besar adalah penebangan liar atau illegal logging. Sedangkan ada ahli kehutanan yang mengungkapkan laju kerusakan hutan di Indonesia adalah 1.080.000 ha per tahun

 .

 

Lahan Sawit.
Perambahan hutan yang tak terkendali untuk perkebunan sawit dituding sebagai penyebab nomor satu deforestasi. Pemerintah daerah dengan gampangnya memberikan konsesi sawit ke para pengusaha. Akibatnya deforestasi Indonesia tidak terbendung lagi.
Mengapa tanaman ini sangat dimusuhi oleh para aktivis lingkungan hidup dan dijuluki “tanaman bengis”? Salah satu alasan utama yang tidak diketahui orang banyak adalah fakta bahwa sawit sangat rakus air. Sawit menyedot air dalam jumlah yang sangat besar hingga ke dalam tanah. Ketika 1 wilayah sudah dijadikan perkebunan sawit, maka wilayah tersebut sangat sulit untuk ditanami kembali oleh tanaman lain. Tanah yang sudah ditanami oleh kelapa sawit menjadi kehilangan unsur hara sehingga ekosistem di sekitarnya menjadi rusak dan tak seimbang lagi. Selain hal ini, timbul banyak masalah turunan lain dari komoditas nomor 1 di Indonesia ini.
Perkebunan sawit tidak pantas disebut hutan. Biar bagaimana pun ekosistem yang heterogen tidak mungkin bisa digantikan dengan ekosistem yang homogen. Berdasarkan data Kementerian Kehutanan, kerugian negara akibat kerusakan hutan mencapai Rp 180 triliun. Apakah 180 triliun ini sebanding dengan ekspor sawit kita? Tentu tidak. Uang bisa dicari namun hutan yang hilang serta satwa yang punah tidak mungkin bisa dikembalikan lagi. Sesal kemudian tidak berguna.
Orang Utan Dianggap Hama Sawit
Selamat datang perkebunan sawit, selamat tinggal orang utan! Itulah harga yang harus dibayar untuk industri sawit ini. Perluasan lahan sawit mau tidak mau merusak habitat orang utan, beruang dan harimau. Tidak tanggung-tanggung, orang utan bisa tiba-tiba masuk ke rumah penduduk untuk mencuri nasi. Hal ini mereka lakukan karena memang sudah tidak ada makanan lagi karena hutan mereka sudah dirusak.
Beruang dan harimau juga sudah kehilanggan tempat tinggalnya, akhirnya penduduk sipil merasa jiwanya terancam dari hari ke hari. Orang utan pun dibantai secara keji atas perintah para pengusaha sawit. Satu ekor orang utan dihargai 500 ribu sampai 1 juta rupiah oleh pengusaha sawit. Padahal tidak ada maksud orang utan dan satwa liar lainnya mengganggu perkebunan sawit serta rumah penduduk. Hal ini mereka lakukan karena mereka tidak memiliki pilihan lain. Manusia telah menjadi monster bagi alam, tahun 2011 saja Washington Post mencatat 750 orang utan terbunuh di Kalimantan. Padahal orang utan adalah satwa endemik Indonesia dan satu-satunya habitat asli mereka adalah Indonesia.
Bank Dunia sendiri sangat serius menanggapi isu deforestasi Indonesia. Bank Dunia sempat menghentikan pendanaan bagi perusahaan-perusahaan kelapa sawit pada September 2009 akibat perusakan lingkungan yang sangat parah di hutan Sumatra dan Kalimantan. Lembaga swadaya internasional Greenpeace dan World Wildlife Foundation (WWF) juga ikut menyerang industri kelapa sawit dengan menyebut Palm oil: enemy number one of Indonesia’s tropical rainforests.
50% Lahan Sawit Indonesia Dikuasai Asing
Untuk siapakah sawit Indonesia? Walhi mencatat bahwa saat ini 50% lahan sawit Indonesia telah dikuasai asing dengan Malaysia sebagai pemiliki mayoritas, sebesar 26%. Konglomerasi Malaysia, Sime Darby (perusahaan sawit terbesar di dunia), sampai saat ini sudah mengantongi konsesi sawit sekitar 300.000 hektar melalui Minamas Plantation. Dengan dukungan modal yang kuat serta teknologi yang lebih canggih akibatnya banyak perusahaan sawit Indonesia yang tidak bisa bersaing. Jadi sudah jelas bahwa keuntungan bisnis sawit Indonesia justru banyak dinikmati oleh asing. Dengan kepemilikan asing sebesar 50%, kondisi Indonesia sekarang jauh lebih parah daripada masa tanam paksa (cultuurstelsel) penjajahan Hindia Belanda, yang hanya mewajibkan 20% lahan petani untuk ditanami tanaman perdagangan. Bukankah ini sangat tragis? Tanah Indonesia hanya dijadikan sapi perahan dan disedot habis-habisan air tanahnya demi perkebunan sawit.








Kasus Mesuji - Pembantaian 30 Warga oleh Perusahaan Sawit
Pantaslah jika bisnis sawit disebut sebagai bisnis paling kontroversial di Indonesia. Inilah satu-satunya bisnis di Indonesia yang dibangun di atas tangisan, darah dan air mata rakyat kecil! Tidak hanya orang utan yang dibantai demi bisnis sawit, tapi juga termasuk manusia! Pembantaian dan kekerasan sadis di Lampung tega dilakukan oleh PT Silva Inhutani, milik warga negara Malaysia bernama Benny Sutanto alias Abeng, demi melakukan perluasan lahan sawit. Penduduk setempat yang tadinya menanam sengon dan albasia menolak keras ekspansi lahan perusahaan ini. Akhirnya PT Silva Inhutani membentuk PAM Swakarsa yang juga dibekingi aparat kepolisian untuk mengusir penduduk. Pasca adanya PAM Swakarsa terjadilah beberapa pembantaian sadis dari tahun 2009 hingga 2011. Kurang lebih 30 orang sudah menjadi korban pembantaian sadis dengan cara ditembak, disembelih dan disayat-sayat. Sementara ratusan orang mengalami luka-luka dan diantara mereka ada yang mengalami trauma dan stres berat. Kesadisan yang dilakukan atas nama bisnis sawit ini mengingatkan kita kembali pada film G30S/PKI. Ironisnya, aparat kepolisian kita yang seharusnya bisa melindungi dan mengayomi kepentingan masyarakat sipil justru mau menjadi kaki tangan pengusaha Malaysia.
 
 
Belum cukupkah semua ini?



Sumber:


Senin, 03 Desember 2012

lirik " jogjakarta-kla project"


Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna

Terhanyut aku akan nostalgi
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogja

Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila

Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu ...

Reff:
Walau kini kau t'lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Ijinkanlah aku untuk s'lalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tanpa terobati

Jumat, 30 November 2012

biografi soe hok gie


Soe Hok Gie adalah Orang keturunan China yang lahir pada 17 Desember 1942. Seorang putra dari pasangan Soe Lie Pit —seorang novelis— dengan Nio Hoe An. Soe Hok Gie adalah anak keempat dari lima bersaudara keluarga Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan, Soe Hok Gie merupakan adik dari Soe Hok Djie yang juga dikenal dengan nama Arief Budiman. Sejak masih sekolah, Soe Hok Gie dan Soe Hok Djin sudah sering mengunjungi perpustakaan umum dan beberapa taman bacaan di pinggir-pinggir jalan di Jakarta.


Sejak masih sekolah, Soe Hok Gie dan Soe Hok Djin sudah sering mengunjungi perpustakaan umum dan beberapa taman bacaan di pinggir-pinggir jalan di Jakarta. Menurut seseorang peneliti, sejak masih Sekolah Dasar (SD), Soe Hok Gie bahkan sudah membaca karya-karya sastra yang serius, seperti karya Pramoedya Ananta Toer. Mungkin karena Ayahnya juga seorang penulis, sehingga tak heran jika dia begitu dekat dengan sastra.

Sesudah lulus SD, kakak beradik itu memilih sekolah yang berbeda, Hok Djin (Arief Budiman) memilih masuk Kanisius, sementara Soe Hok Gie memilih sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Strada di daerah Gambir. Konon, ketika duduk di bangku ini, ia mendapatkan salinan kumpulan cerpen Pramoedya: “Cerita dari Blora” —bukankah cerpen Pram termasuk langka pada saat itu?

Pada waktu kelas dua di sekolah menangah ini, prestasi Soe Hok Gie buruk. Bahkan ia diharuskan untuk mengulang. Tapi apa reaksi Soe Hok Gie? Ia tidak mau mengulang, ia merasa diperlakukan tidak adil. Akhirnya, ia lebih memilih pindah sekolah dari pada harus duduk lebih lama di bangku sekolah. Sebuah sekolah Kristen Protestan mengizinkan ia masuk ke kelas tiga, tanpa mengulang.

Selepas dari SMP, ia berhasil masuk ke Sekolah Menengan Atas (SMA) Kanisius jurusan sastra. Sedang kakaknya, Hok Djin, juga melanjutkan di sekolah yang sama, tetapi lain jurusan, yakni ilmu alam.

Selama di SMA inilah minat Soe Hok Gie pada sastra makin mendalam, dan sekaligus dia mulai tertarik pada ilmu sejarah. Selain itu, kesadaran berpolitiknya mulai bangkit. Dari sinilah, awal pencatatan perjalanannya yang menarik itu; tulisan yang tajam dan penuh kritik.

Ada hal baik yang diukurnya selama menempuh pendidikan di SMA, Soe Hok Gie dan sang kakak berhasil lulus dengan nilai tinggi. Kemuidan kakak beradik ini melanjutkan ke Universitas Indonesia. Soe Hok Gie memilih ke fakultas sastra jurusan sejarah , sedangkan Hok Djin masuk ke fakultas psikologi.

Di masa kuliah inilah Gie menjadi aktivis kemahasiswaan. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam rejim Orde Baru.

Gie sangat kecewa dengan sikap teman-teman seangkatannya yang di era demonstrasi tahun 66 mengritik dan mengutuk para pejabat pemerintah kemudian selepas mereka lulus berpihak ke sana dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66. Gie memang bersikap oposisif dan sulit untuk diajak kompromi dengan oposisinya.

Selain itu juga Gie ikut mendirikan Mapala UI. Salah satu kegiatan pentingnya adalah naik gunung. Pada saat memimpin pendakian gunung Slamet 3.442m, ia mengutip Walt Whitman dalam catatan hariannya, “Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth”.


Pemikiran dan sepak terjangnya tercatat dalam catatan hariannya. Pikiran-pikirannya tentang kemanusiaan, tentang hidup, cinta dan juga kematian. Tahun 1968 Gie sempat berkunjung ke Amerika dan Australia, dan piringan hitam favoritnya Joan Baez disita di bandara Sydney karena dianggap anti-war dan komunis. Tahun 1969 Gie lulus dan meneruskan menjadi dosen di almamaternya.

Bersama Mapala UI Gie berencana menaklukkan Gunung Semeru yang tingginya 3.676m. Sewaktu Mapala mencari pendanaan, banyak yang bertanya kenapa naik gunung dan Gie berkata kepada teman-temannya:

“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”

8 Desember sebelum Gie berangkat sempat menuliskan catatannya: “Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari Minggu yang lalu. Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeru. Dengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti. Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat.” Hok Gie meninggal di gunung Semeru tahun 1969 tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 akibat menghirup asap beracun di gunung tersebut. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis. Selanjutnya catatan selama ke Gunung Semeru lenyap bersamaan dengan meninggalnya Gie di puncak gunung tersebut.

24 Desember 1969 Gie dimakamkan di pemakaman Menteng Pulo, namun dua hari kemudian dipindahkan ke Pekuburan Kober, Tanah Abang. Tahun 1975 Ali Sadikin membongkar Pekuburan Kober sehingga harus dipindahkan lagi, namun keluarganya menolak dan teman-temannya sempat ingat bahwa jika dia meninggal sebaiknya mayatnya dibakar dan abunya disebarkan di gunung. Dengan pertimbangan tersebut akhirnya tulang belulang Gie dikremasi dan abunya disebar di puncak Gunung Pangrango.

Beberapa quote yang diambil dari catatan hariannya Gie:

“Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.”

“Kehidupan sekarang benar-benar membosankan saya. Saya merasa seperti monyet tua yang dikurung di kebun binatang dan tidak punya kerja lagi. Saya ingin merasakan kehidupan kasar dan keras … diusap oleh angin dingin seperti pisau, atau berjalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil … orang-orang seperti kita ini tidak pantas mati di tempat tidur.”

“Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan…”

Selain Catatan Seorang Demonstran, buku lain yang ditulis Soe Hok Gie adalah Zaman Peralihan, Di Bawah Lentera Merah (yang ini saya belum punya) dan Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan serta riset ilmiah DR. John Maxwell Soe Hok Gie: Pergulatan Intelektual Muda Melawan Tirani.

Tahun depan Mira Lesmana dan Riri Reza bersama Miles Production akan meluncurkan film berjudul “Gie” yang akan diperankan oleh Nicholas Saputra, Sita Nursanti, Wulan Guritno, Lukman Sardi dan Thomas Nawilis. Saat ini sudah memasuki tahap pasca produksi.

Catatan Seorang Demonstran
http://3.bp.blogspot.com/_NH-xSMedrAY/SZv49XUUJaI/AAAAAAAAASE/YtgPzuYS6RE/s320/soehokgiecatatanseorangdemonstran_3716.jpg

John Maxwell berkomentar, “Gie hanya seorang mahasiswa dengan latar belakang yang tidak terlalu hebat. Tapi dia punya kemauan melibatkan diri dalam pergerakan. Dia selalu ingin tahu apa yang terjadi dengan bangsanya. Walaupun meninggal dalam usia muda, dia meninggalkan banyak tulisan. Di antaranya berupa catatan harian dan artikel yang dipublikasikan di koran-koran nasional” ujarnya. “Saya diwawancarai Mira Lesmana (produser Gie) dan Riri Reza (sutradara). Dia datang setelah membaca buku saya. Saya berharap film itu akan sukses. Sebab, jika itu terjadi, orang akan lebih mengenal Soe Hok Gie” tuturnya.

Kata Kata Soe Hok Gie
§  Pertanyaan pertama yang harus kita jawab adalah: Who am I? Saya telah menjawab bahwa saya adalah seorang intelektual yang tidak mengejar kuasa tapi seorang yang ingin mencanangkan kebenaran. Dan saya bersedia menghadapi ketidak-populeran, karena ada suatu yang lebih besar: kebenaran.
§  Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah.
§  Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan Dewa dan selalu benar, dan murid bukan kerbau.
§  Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.
§  Saya memutuskan bahwa saya akan bertahan dengan prinsip-prinsip saya. Lebih baik diasingkan daripada menyerah terhadap kemunafikan.
§  Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi "manusia-manusia yang biasa". Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia.
§  Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan. Dan tidak menerapkan kebenaran atas dasar agama, ormas, atau golongan apapun.
§  Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.
§  Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan. Apakah tanpa pemerasan sejarah tidak ada? Apakah tanpa kesedihan, tanpa pengkhianatan, sejarah tidak akan lahir?
§  Bagiku perjuangan harus tetap ada. Usaha penghapusan terhadap kedegilan, terhadap pengkhianatan, terhadap segala-gala yang non humanis…
§  Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah.
§  Bagi saya KEBENARAN biarpun bagaimana sakitnya lebih baik daripada kemunafikan. Dan kita tak usah merasa malu dengan kekurangan-kekurangan kita.
§  Potonglah kaki tangan seseorang lalu masukkan di tempat 2 x 3 meter dan berilah kebebasan padanya. Inilah kemerdekaan pers di Indonesia.
§  To be a human is to be destroyed.
§  Saya tak mau jadi pohon bambu, saya mau jadi pohon oak yang berani menentang angin.
§  Saya putuskan bahwa saya akan demonstrasi. Karena mendiamkan kesalahan adalah kejahatan.
§  I’m not an idealist anymore, I’m a bitter realist.
§  Saya kira saya tak bisa lagi menangis karena sedih. Hanya kemarahan yang membuat saya keluar air mata.
§  Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan.
§  Saya tak tahu mengapa, Saya merasa agak melankolik malam ini. Saya melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas jakarta dengan warna-warna baru. Seolah-olah semuanya diterjemahkan dalam satu kombinasi wajah kemanusiaan. Semuanya terasa mesra tapi kosong. Seolah-olah saya merasa diri saya yang lepas dan bayangan-bayangan yang ada menjadi puitis sekali di jalan-jalan. Perasaan sayang yang amat kuat menguasai saya. Saya ingin memberikan sesuatu rasa cinta pada manusia, pada anjing-anjing di jalanan, pada semua-muanya.
§  Tak ada lagi rasa benci pada siapapun. Agama apapun, ras apapun dan bangsa apapun. Dan melupakan perang dan kebencian. Dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik.




Kamis, 29 November 2012

jogjakarta


Jogjakarta
Sekitar delapan jam perjalan menggunakan kereta PROGO kelas ekonomi, perjalanan diawali dari stasiun kereta pasar senen. Hari yang cerah untuk memulai perjalanan ini. sudah terbiasa aku merasakan suasana di dalam kereta ini, perjalanan kali ini merupakan perjalanan ke dua kali nya menuju Jogjakarta bagi saya tetapi menjadi yang pertama untuk dia. Sudah terbayang apa yang dia pikirkan pertama kali menaiki kereta ini.
            Waktu terus bejalan, matahari menampakkan wujudnya. Semua hal yang dibutuhkan sudah dihandle dengan sangat baik mulai dari penginapan, kendaraan hingga tempat wisata yang akan kami tuju tentu saja semua ada dalam catatan ini. perjalanan kami diawali dengan menyusuri sejarah Jogjakarta mulai dari museum Benteng Vrederberg hingga keraton Jogjakarta. Tempat  yang unik untuk dikunjungi dengan beragam pengetahuan yang tidak ternilai.
            Menyusuri sejarah candi prambanan dan Istana Ratu Boko menjadi tujuan selanjutnya. Istana Ratu Boko merupakan perkomplekan candi yang berbeda dengan prambanan tetapi cukup berdekatan, diantar dengan mobil tak kurang dari 30 menit ,kami akan tiba di perkomplekan candi diatas perbukitan. Terdapat restaurant dengan pemandangan terbuka agar dapat melihat matahari tenggelam di sore hari. Candi Prambanan memiliki keindahan tersendiri pada sore hari, arsitekturnya yang sangat unik dapat menjadi objek fotografi yang bagus.
Hari semakin gelap, akan sangat baik jika kembali ke penginapan untuk bersiap menikmati keindahan malam Jogjakarta. Selain jalan Malioboro kita dapat merasakan riuh kota ini dari alun-alun selatan keraton Jogjakarta. terdapat dua pohon kembar yang memiliki mitos tersendiri bagi masyarakat local jika lewat diantara keduanya. Terdapat sepeda hias yang dapat disewa untuk digunakan berkeliling alun-alun keraton. Jangan terlalu malam, karena pedagang kaki lima di sepanjang jalan Malioboro akan tutup pada tengah malam, pada saat itu juga keramaian akan hilang tiba-tiba.
Esok pagi mencari buah tangan merupakan waktu yang baik, berkeliling kota mencari buah tangan mulai dari jalan Malioboro hingga ke pusat pengrajin perak kota gede di Jogjakarta. sore hari akan menjadi moment yang pas melihat matahari terbenam di sekitar pantai Parangtritis.



Rincian dana:
·         Kereta PROGO          Rp 35.000 x 2 = Rp 70.000
·         Penginapan                  Rp 70.000/mlm
·         Motor                          Rp 50.000/24jam

Jumat, 19 Oktober 2012

untuk jakarta













Pada tahun 2012 ini Jakarta serasa semakin panas makin hari. Kemacetan dimana-mana. Polusi udara semakin membuat sesak. Sangat mengkhawatirkan kota Jakarta yang seharusnya menjadi kota panutan bagi kota – kota yang lain. Kota Jakarta memiliki luas 661.5 m2 dan dengan populasi 8.522.589 pada riset tahun 2010. Terlalu banyaknya polusi di jakarta membuat warganya memiliki tingkat kesehatan yang buruk, seperti infeksi saluran pernafasan yang bahkan pada beberapa kasus menyebabka kematian pada beberapa bayi.
 
                Kita sebagai generasi muda seharusnya bergerak dalam menuntaskan masalah ini. tidak cukup hanya dengan satu atau dua pohon.tidak hanya butuh taman suropati, taman ayodya, atau bahkan taman menteng tetapi kita membutuhkan sebuah kebun raya bogor di pusat kota Jakarta. Aneh? Tidak menurut saya. Ini hal yang sangat realistis dengan keadaan kota Jakarta saat ini. kurangnya lahan terbuka hijau membuat begitu banyaknya permasalahan yang terjadi, mulai dari permasalahan lingkungan hingga permasalahan kesehatan. Ini menjadi agenda penting kita sebagai generasi muda. Tidak ada salahnya memiliki kebunraya bogor di pusat Jakarta, bahkan salah satu kota di Amerika, Manhattan, memiliki taman serbaguna yang begitu luas di sekitaran pusat perkantoran. Gerakan sekecil apapun akan memberikan dampak yang sangat besar untuk suatu kemajuan yang positif.
 
                Memang dengan lahan terbuka hijau yang luas semua permasalahan tidak akan tuntas begitu saja. Kesadaran kita untuk memelihara lingkungan ini juga merupakan hal vital. Percuma memiliki taman bagus, hijau tetapi banyak sampah di sekitarnya. Percuma memiliki lahan terbuka yang luas tetapi sungai tetap menjadi tempat pembuangan akhir bagi warga bantaran kali.
                Langkah awal bagi pemerintah untuk memberikan informasi tentang sadar lingkungan kepada masyarakat muda sangatlah penting, dikarenakan merekalah yang nanti akan bereaksi akan informasi tersebut. memberikan fasilitas seperti tempat sampah yang cukup di sekitar tempat umum juga janganlah disepelekan oleh pemerintah dan warga sekitar pun juga diharuskan sadar akan ini.

resensi buku - Di Bawah Lentera Merah



Judul                : Di Bawah Lentera Merah : Riwayat Sarekat Islam Semarang, 1917 - 1920
Penulis             : Hok Gie Soe, Frants Fanon Foundation
Tahun terbit      : 1999
Penerbit           : yayasan bentang budaya, yogyakarta
Tebal               : 108 halaman





Sebuah pribahasa “janganlah menilai buku dari covernya” sangat pas sekali dengan buku ini. Awal mula melihat sampul buku ini terkesan hanya akan tentang komunis yang akan di paparkan di dalam buku ini. Dibawah lentera merah juga merupakan suatu judul buku yang terkesan begitu memiliki rasa fasis kiri yang begitu kental. Dibawah lentera merah merupakan buku yang ditulis oleh seorang aktifis yang begitu vocal pada masanya, Soe Hok Gie. Buku ini merupakan skripsi sarjana muda nya. Berisi tentang pergerakan organisasi Indonesia pada masa awal tahun 1900-an. Buku ini menceritakan perjalanan organisasi yang perduli terhadap rakyat yang bergerak pada awal tahun 1900-an. Sarekat Islam Semarang, organisasi pemuda Indonesia yang peduli terhadap kaum buruh dan petani. Semua perjalanan organisasi mulai dari awal bangkitnya hingga perjalanan para tokoh-tokoh berpengaruh pada masa nya. Isi dari buku  ini merupakan kumpulan berita-berita surat kabar serta wawancara langsung terhadap tokoh pergerakan yang masih hidup.
            Buku ini sangat menarik bagi saya, bacaan yang menarik untuk mahasiswa pada umumnya. Menelusuri sejarah organisasi di Indonesia pada masa itu. tidak begitu panjang, walaupun memiliki bahasa yang cukup rumit. Ada beberapa hal yang tidak begitu rinci di jelaskan pada buku ini. Banyak kata-kata di dalam buku ini yang sulit untuk di pahami, dan tidak ada penjelasannya kecuali catatan kaki tentang referensi tulisan buku tersebut. seharusnya penerbit melakukan tambahan – tambahan seperti penjelasan kata-kata yang agak sulit untuk di mengerti.

Sabtu, 06 Oktober 2012

3676 mdpl



Ranu kumbolo

Malam indah…
Seperti kami dan langit telah bersatu menjadi satu kesatuan yang tak terlepaskan..
Membawa diriku menemui semua yang kucintai
Terdekap kabutmu,
Terselimut malammu,
Kami merasa sangat dekat.
Senyum kami pada semua keindahanmu.
Ranukumbolo, nama indah di ujung timur
Kami akan merasakan sejuk pagimu, dan indah malammu.
Tunggu kami…

Mahameru
Di puncak itu kami berjuang,kami bermimpi.
Lelap sekali, sampai kami akan selamanya tertidur dalam mimpi itu.
Ketika fisik pada tapal batas…
Mental kami membangunkan kami dari mimpi yang tak pernah usai.
Kugapai puncakmu, kucumbu pasirmu.
Puncak yang kau buat, untuk kami…
Para pemimpi,

Melihat Semarang

Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai Pangeran Made Pandan (Sunan Pandanaran I), untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.
Malam hari kereta melaju, pagi harinya kami tiba di stasiun poncol. Pagi hari di kota itu membuat kantuk saya hilang dan bersiap menyantap soto ayam di dekat stasiun. Merogoh kocek 6000 rupiah membuat saya kaget karna begitu murah biaya hidup disini, rasanya sih gak enak tapi menurut dia pantas untuk dicoba ketika turun dari kereta, hanyalah sedikit ritualnya ketika sampai disini. Melanjutkan dengan angkutan umum menuju semarang atas.
Wisata malam kami pilih dan yang gratis tentunya, bermodalkan satu motor teman kami. Bukit gombel merupakan sisi menarik buat saya, menikmati pemandangan kota semarang dari atas dengan disuguhi minuman hangat dan bercerita. Tepatnya tidak jauh dari universitas Diponegoro. Keesokan hari kami merencanakan untuk menuju “masjid agung Jawa Tengah “ yang katanya memiliki menara yang dapat berputar. Cukup membayar parkir kendaraan maka kami dapat memasuki wilayah masjid agung, sunggung masjid yang indah dan megah pada sore hari dengan payung-payung raksasa di halaman depannya. Di halamannya terdapat menara, tetapi tidak berputar pada saat itu.




Memang menara tersebut yang temanku maksud. Cukup membayar tidak lebih dari 5.000 rupiah untuk naik ke atas menara tersebut. di dalamnya terdapat restoran, tidak salah untuk mencoba beberapa menu disini dan harganya, harga pelancong!. Sungguh bagus sekali pemandangan dari atas menara pada malam hari, masjid agung malam itu mengeluarkan keindahannya, kota semarang menampakan cahayanya.




Makin malam kami menuju kota lama, seperti kota tua di Jakarta. Terdapat bangunan-bangunan tua yang sedikit menyeramkan dengan arsitektur bangunan Belanda, memiliki pandangan yang bagus sebagai objek fotografi. daerah ini sangat sepi pada malam hari, saya sedikit berhati-hati didaerah ini akan tindak kejahatan tetapi sepertinya orang2 disekitar sini sangatlah ramah-ramah. mungkin pada siang hari akan banyak turis lokal maupun mancanegara mengunjungi objek wisata ini.





Tak habis disini perjalanan kami. Esok hari kami mempersiapkan diri menuju “bandungan”, yang kalo saya sebut di Jakarta adalah puncak tapi ini adalah puncaknya semarang. Jalan berkelok menggunakan kendaraan beroda dua. Cukup jauh perjalanan kesana sekitar kurang lebih 2 jam. Melewati daerah industri yang cukup macet. Sampai disana hari menjelang gelap, kami pun tidak dikecewakan dengan pemandangan yang ada disana. Terdapat kegiatan outbond juga yang dapat dilakukan. Disini buka hingga jam lima sore. Selain itu terdapat beberapa penginapan disini. Hal yang kurang dari wisata ini hanyalah akses jalan menuju tempat ini kurang baik diluar itu semua cukup baik menurut saya untuk dinikmati dan tanpa adanya tiket masuk untuk menikmati keindahan disini. Satu hal yang menarik dari kota ini adalah begitu banyaknya tempat karaoke dipinggir jalan yang membuat tanda tanya bagi saya, selain itu betapa murahnya harga makanan di kota ini, sungguh kota yang nyaman, sejuk dan aman menurut saya.



thanks for:
http://id.wikipedia.org/wiki/Semarang