Kamis, 04 November 2010

Bagaikan Tinggal Dirumah Petak

Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia sekaligus menjadi ibu kota negara Indonesia, berdasarkan catatan resmi catatan sipil, tahun 2007, jumlah penduduk Jakarta adalah 7.706.392 jiwa, sedangkan berdasarkan perkiraan, pada siang hari, penduduk Jakarta bisa mencapai 12 juta jiwa. perkembangan ini harus dibarengi dengan majunya sektor transportasi yang modern dan massal. pengertian modern dan massal di sini adalah sebuah system transfortasi yang cepat, aman, efisien, dan berkapasitas menampung banyak orang. Persoalan transportasi di jakarta saat ini sangat banyak sehingga ibu kota yang menjadi tempat hidup orang banyak ini terlihat sangat semrawut, tidak terurus dan kacau.Konfigurasi dari persoalan pokok transportasi di Jakarta adalah kapasitas jalan tidak sebanding dengan jumlah kendaraan pribadi dan kendaraan umum yang menggunakannya. Rasio perbandingan kendaraan pribadi dan kendaraan umum adalah 98% berbading 2%, sebuah perbandingan dari volume penggunaan jalan yang didominasi kendaraan pribadi. Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Bambang Susantono, mengacu pada kajian Study on Integrated Transportation Master Plan for Jabodetabek (SITRAMP 2004), menyebutkan kerugian akibat kemacetan lalu-lintas di DKI Jakarta mencapai Rp 8,3 triliun.
Ada banyak jalan meuju roma tapi apakah ada banyak jalan pula untuk membenahi kemacetan jakarta yang semakin hari keadaannya makin tidak berbentuk lagi? jika kita mau pasti bisa ! Ada banyak cara mengatasi kemacetan di Jakarta, sekaligus untuk menyiapkan sebuah sistem transportasi modern dan massal, tidak akan mungkin berhasil, jika jumlah kendaraan pribadi tidak dikurangi. Pemerintah bisa mengurangi kendaraan pribadi (sekaligus mengurangi emisi dan menghemat BBM) dengan jalan;
·        Pertama, menaikkan pajak impor kendaraan mewah hingga 200%. Selain itu, pemerintah perlu untuk mempertimbangkan pajak progressif kepada orang-orang kaya dijakarta, sebagai solusi pembiayaan untuk pembangunan sistem transportasi. Pihak kepolisian juga harus aktif memburu dan membongkar sindikat penyelundupan mobil mewah dari luar negeri.
·        Kedua, cara mengurangi jumlah kendaraan pribadi adalah pembatasan premium/BBM bagi jenis kendaraan pribadi.
·        Ketiga, membatasi penggunaan kendaraan plat merah diluar jam dinas/kantor.

Penggunaan sistem busway tidak akan menjadi efektif, jika pemerintah tidak berani mengurangi porsi kendaraan pribadi di jalan raya. Pemerintah juga harus mengurangi tingkat penggunaan kendaraan bermotor dan pembuatan jalur khusus bagi kendaraan bermotor.
            dalam mengatasi kemacetan di Jakarta ada tujuh langkah kecil pula yang dapat di bangun oleh pemerintah,

1. biaya parkir tambahan
2. membuat jalur pejalan kaki bukan jalur sepeda..
3. Berlakukan Undang-undang tenaga kerja untuk pekerja transportasi.
4. Secara bertahap perbaiki kualitas kendaraan umum.
5. Normalisasi jalan.
6. Marka jalan dibuat lagi.
7. Aturan lalu lintas ditegakkaan

Dengan langkah tersebut saya yakin pemerintah dapat mengatasi masalah kemacetan di Jakarta ini secara bertahap, dan kerugian akibat kemacetan pun akan berangsur menurun dengan begitu kita akan memiliki sebuah ibukota yang nyaman dan teratur tidak semrawut seperti sekarang ini yang keadaanya bahkan kita tidak ingin ketahui di keesokan harinya.

lihat saja gambar diatas, sudah seperti kita tinggal di rumah petak? tau lebih parah dari itu? dilema ini akan menjadi lebih buruk jika pemerintah tidak cepat dalam menanganinya. masyarakat juga seharusnya sadar, para orang - orang konglomerat yang dirumahnya memiliki mobil 3 bahkan lebih sudah dapat dipastikan setiap pagi akan dikeluarkan semua ada yang dipakai istrinya ada yang dipakai anaknya ada yang di pakai bapaknya. jadi setiap mobil untuk 1 anggota keluarga. Betapa lucunya negeri ini, mereka ingin berlaga sok kaya tetapi malah menyusahkan hidup orang lain. bagaimana kalau kita lihat jakarta dikemudian hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar