Minggu, 21 April 2013
Analisa puisi 9
Analisa puisi 8
Analisa puisi 7
Analisa artikel 2
Curug panjang merupakan tempat wisata alam yang terdapat di daerah cisarua puncak. Akses jalan menuju tempat ini terbilang cukup mudah dengan kondisi jalan yang ekstrim. saya sendiri menuju tempat ini hanya dengan bantuan google map. tapi jangan ragu untuk bertanya pada orang sekitar jika anda ragu dengan jalan yang diambil. Orang - orang disepanjang jalan ini pun ramah kok,dapat membantu anda menunjukkan jalan yang benar.
Kondisi jalan menuju kawasan ini begitu menantang, tanjakan curam dan melewati genangan air yang cukup tinggi, yang saya maksud adalah aliran air yang berbentuk seperti air terjun di sisi jalan. saya tidak menyarankan mobil sedan atau mobil mewah menuju kawasan ini. bersepeda menuju kawasan ini sepertinya akan mengasikkan sekali. Medan berbatu yang sepertinya masyarakat sekitar yang membuatnya, medan awal menuju kawasan inj adalah aspal tetapi sedikit rusak. Selama perjalanan anda akan merasa seperti membelah hutan karenan banyaknya pohon rimbun sepanjang jalan. Tidak kurang dari 1 jam saya menuju kawasan ini dengan menggunakan sepeda motor, berawal dari jalan raya puncak tahu yunyi.
Sepanjang perjalanan menuju kemari saya disuguhi pemandangan alam yang hijau khas pegunungan. tidak jauh dari loket pintu masuk curug saya melihat ada penangkaran lebah, sepertinya kita dapat membeli madu segar dari tempat tersebut. Biaya masuk menuju kawasan ini cukup murah hanya 24 ribu untuk tiket masuk 2 orang dan retribusi parkir sebesar 3 ribu.
Tidak berapa lama kami berjalan sekitar 5 menit, sampailah saya di tempat wisata yaitu curug panjang. Tidak banyak cerita sejarah yang saya dapat dari tempat ini. Sepertinya tidak hanya ada curug ini saja karena masih ada jalan setapak meuju ke suatu tempat jauh diatas tentu saja kita harus membayar guide untuk mengakses wilayah tersebut, dengan tarif 30-35 ribu. Perjalanan dan pemandangan yang menenangkan, air terjun yang cantik dengan airnya yang jernih membuat saya begitu tenang menikmatinya. curug ini memiliki pesonanya tersendiri.
Ayo kita lestarikan alam ini, kita jaga agar anak cucu kita nanti dapat menikmatinya. Dan saya berharap pemerintah daerah terkait dapat memperbaiki dan memberikan akses jalan yang baik, karena semakin baik akses jalan saya rasa akan semakin banyak orang datang ke curug panjang. Tempat yang bagus tanda didukung prasarana yang baik saya rasa akan hilang tenggelam begitu saja. Karena saya sendiri menginginkan jika indonesia menjadi surga para pelancong diseluruh dunia. Alam indah tanpa tara.
Analisa: Penulis ingin memberikan informasi yang berkaitan dengan air terjun atau curug panjang. Bahasa yang digunakan tidak begitu baku sehingga pembaca cukup nyaman dalam membacanya. Penulis jg menyertakan foto untuk mendukung tulisannya.Analisa puisi 6
TINGGAL TELANJANG
Apakah kau marah
Ketika cat hitam tumpah
Dilangit ?
Aku menciummu pada hitam
Tak lagi meredam geram
Seluruhmu aum liar pengabai dendam
Kau gerak kau teriak kau memuncak ekor-ekor ular
Ditubuhmu melibas-libas buas kepala-kepala
Mereka menganga lepas desis tak lagi desis
Rrwhaa…………..
Aku terpaku dipasirmu
Beradabkah perih ?
Lalu kesumat itu datang dari zaman mana ?
O, kau yang gelora
Apakah kau parang
Yang seluruhmu mata
Pada gelap macam begini?
• Gaya Bahasa (Konotatif)
1. Gelora : Gejolak
2. Parang : Pisau besar
• Rima
Pada bait ke-2 persamaan bunyi huruf mati yakni bersajak m-m.
Pada bait ke-5 tidak ada persamaan bunyi sehingga disini sajaknya tidak beraturan.
• Diksi atau pilihan kata
1. Gelora, penyair lebih memilih kata gelora daripada gejolak. Karena gelora lebih cocok dengan puisi tersebut.
2. Parang, penyair lebih memilih kata parang daripada pisau besar. Karena pada puisi pahlawan tersebut lebih cocok memakai parang.
• Maknanya
Kemarahan seseorang yang tidak bias diungkapkan.
Sumber: http://tugassekolahonline.blogspot.com/2009/04/analisa-puisi.html
Analisa puisi 5
MATINYA SEORANG PEJUANG
Kami masih terus terjaga usai kau pergi
Tak lelah menghadang ujung senapan
Mengusung panji-panji hingga pagi datang dari timur
Menyongsong keyakinan dengan dada seorang satria
Kami akan terus berjaga ditapal batas demokrasi
Mengeja mimpimu dengan butir-butir darah laksana zikir
Menyusun baris baru dari perjuangan yang belum usai
Meski ajal mengintai dari balik selimut
Kini kau telah pergi tanpa sempat kami antar dermaga baka
Tapi satu musim nanti
Kami akan berlari dibawah hujan peluru sambil berteriak
“Cak…satu generasi telah lahir atas kematianmu”
• Gaya Bahasa (Konotatif)
1. Panji-panji : Bendera yang berbentuk segitiga memanjang
2. Ajal : Mati
• Rima
Sajaknya tidak beraturan.
• Diksi atau Pilihan Kata
1. Ajal, penyair lebih memilih kata lenyap dari pada mati karena ajal lebih menengkram.
2. Panji-panji, penyair lebih memilih kata panji-panji daripada Bendera, karena kata panji-panji lebih pahlawan.
• Maknanya
Mengenang pahlawan kita Munir. Ketika Munir telah meninggal generasi baru telah lahir atas kematiannya.
Sumber: http://tugassekolahonline.blogspot.com/2009/04/analisa-puisi.html
Analisa artikel
Analisa lagu chrisye-andai aku bisa
Andai aku bisa ...
Memutar kembali
Waktu yang telah berjalan
Tuk kembali bersama di dirimu selamanya...
Bukan maksud aku membawa dirimu
Masuk terlalu jauh
Ke dalam kisah cinta
Yang tak mungkin terjadi..
Dan aku tak punya hati
Untuk menyakiti dirimu
Dan aku tak punya hati tuk mencintai
Dirimu yang selalu mencintai diriku
Walau kau tahu diriku masih bersamanya ...
Walaupun kau tahu
kau tahu diriku
Masih bersamanya ....
Analisa:
Penulis lagu mengutarakan bahwa laki laki dalam lagu tersebut telah memiliki pasangan tetapi erdapat perempuan lain yang mencintainya dan masuk ke dalam kehidupannya.
Analisa puisi 4
Analisa puisi 3
Analisa puisi 2
<p>Sajak Rajawali<br>
sebuah sangkar besi<br>
tidak bisa mengubah rajawali<br>
menjadi seekor burung nuri<br>
rajawali adalah pacar langit<br>
dan di dalam sangkar besi<br>
rajawali merasa pasti<br>
bahwa langit akan selalu menanti<br>
langit tanpa rajawali<br>
adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma<br>
tujuh langit, tujuh rajawali<br>
tujuh cakrawala, tujuh pengembara<br>
rajawali terbang tinggi memasuki sepi<br>
memandang dunia<br>
rajawali di sangkar besi<br>
duduk bertapa<br>
mengolah hidupnya<br>
hidup adalah merjan-merjan kemungkinan<br>
yang terjadi dari keringat matahari<br>
tanpa kemantapan hati rajawali<br>
mata kita hanya melihat matamorgana<br>
rajawali terbang tinggi<br>
membela langit dengan setia<br>
dan ia akan mematuk kedua matamu<br>
wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka</p>
Analisa:
Rajawali merupakan sebuah simbol dari kekuatan alam. Sekuat apapun kita melawan alam dia akan lebih kuat melawan kita.
Analisa puisi
<p>Sajak Orang Lapar<br>
kelaparan adalah burung gagak<br>
yang licik dan hitam<br>
jutaan burung-burung gagak<br>
bagai awan yang hitam<br>
o Allah !<br>
burung gagak menakutkan<br>
dan kelaparan adalah burung gagak<br>
selalu menakutkan<br>
kelaparan adalah pemberontakan<br>
adalah penggerak gaib<br>
dari pisau-pisau pembunuhan<br>
yang diayunkan oleh tangan-tangan orang miskin<br>
kelaparan adalah batu-batu karang<br>
di bawah wajah laut yang tidur<br>
adalah mata air penipuan<br>
adalah pengkhianatan kehormatan<br>
seorang pemuda yang gagah akan menangis tersedu<br>
melihat bagaimana tangannya sendiri<br>
meletakkan kehormatannya di tanah<br>
karena kelaparan<br>
kelaparan adalah iblis<br>
kelaparan adalah iblis yang menawarkan kediktatoran<br>
o Allah !<br>
kelaparan adalah tangan-tangan hitam<br>
yang memasukkan segenggam tawas<br>
ke dalam perut para miskin<br>
o Allah !<br>
kami berlutut<br>
mata kami adalah mata Mu<br>
ini juga mulut Mu<br>
ini juga hati Mu<br>
dan ini juga perut Mu<br>
perut Mu lapar, ya Allah<br>
perut Mu menggenggam tawas<br>
dan pecahan-pecahan gelas kaca<br>
o Allah !<br>
betapa indahnya sepiring nasi panas<br>
semangkuk sop dan segelas kopi hitam<br>
o Allah !<br>
kelaparan adalah burung gagak<br>
jutaan burung gagak<br>
bagai awan yang hitam<br>
menghalang pandangku<br>
ke sorga Mu</p>
Analisa: pada sajak ini sang penulis mengibaratkan kelaparan sebagai hal yang menakutkan, dan kejam. Burung gagak menjadi simbol dari itu semua, warna gelap yang menyatakan kengerian dari sebuah kelaparan.