Rabu, 08 Januari 2014

Cloud Computing



Cloud Computing

·         Definisi Cloud Computing
Komputasi awan (bahasa inggris : cloud computing) adalah gabungan pemanfaatan teknologi  komputer (‘komputasi‘) dan pengembangan berbasis internet (‘awan’).  Awan (cloud) adalah metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Ia adalah suatu metode komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan, sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet (“di dalam awan”) tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya.  Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet Computing ”Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server diinternet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain.
Komputasi awan adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web2.0,  dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server. Komputasi awan saat ini merupakan trend teknologi terbaru, dan contoh bentuk pengembangan dari teknologi Cloud Computing ini adalah iCloud. Cloud Computing adalah suatu istilah yang banyak digunakan oleh Industri IT yang memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang. Namun pada intinya Cloud Computing adalah suatu pergeseran dari perusahaan dalam membeli dan memelihara server dan aplikasi on-premise yang mahal, dan bergerak menuju metode penyewaan IT, sesuai dengan kebutuhan, dari satu penyedia layanan publik.
Cloud Computing adalah suatu istilah yang banyak digunakan oleh Industri IT yang memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang. Namun pada intinya cloud computing adalah suatu pergeseran dari perusahaan dalam membeli dan memelihara server dan aplikasi on-premise yang mahal, dan bergerak menuju metode penyewaan IT, sesuai dengan kebutuhan, dari penyedia layanan public cloud.
Hanya dalam beberapa tahun terakhir hal ini telah menjadi layak dan masuk akal bagi perusahaan untuk memindahkan teknologi mereka ke sebuah pusat data yang dikelola secara profesional oleh pihak luar. Perubahan ini telah didorong oleh mulai tersedianya Internet berkecepatan tinggi yang tidak hanya tersedia di kantor Anda, tetapi juga di rumah, di warung kopi dan di mana saja anda dapat melakukan penerimaan sinyal telepon seluler. Kenyataan ini telah memungkinkan terjadinya konsolidasi yang revolusioner. Alasan ekonomi yang menjadi pendorong di belakang konsolidasi ini adalah penghematan biaya yang signifikan dan pengurangan risiko yang diterima oleh perusahaan ketika mereka memusatkan sumber daya teknologi mereka di sebuah pusat data yang dikelola secara profesional oleh pihak luar. Penyedia layanan publik dapat mengimplementasikan keamanan industri yang paling canggih dan proses ketersediaan yang tinggi serta menawarkan pemantauan dan pemeliharaan server 24×7.
Biaya teknologi yang lebih rendah karena penyedia layanan public dapat berbagi sumber daya teknologi dan melakukan pembelian perangkat keras dan perangkat lunak dalam jumlah besar untuk Anda. Saat ini, dengan biaya lebih murah perusahaan dapat mendapatkan perangkat lunak terbaru maupun ketersediaan sistem yang tinggi yang dulunya hanya bisa dijangkau oleh perusahaan besar.

·         Cara Mengadopsi Cloud Computing
Ada dua pendekatan umum untuk mengadopsi Cloud Computing; pendekatan tradisional dengan melakukan pengembangan dari waktu ke waktu, atau pendekatan langsung dengan migrasi langsung dari sistem yang berjalan dipublic cloud.
Pendekatan Tradisional adalah pendekatan di mana anda melakukan transformasi secara bertahap, dengan setiap tahap adalah pengembangan dari tahap sebelumnya. Langkah pertama adalah mengadopsi teknologi virtualisasi server (VMware, Hyper-V dll) dan menggunakannya di seluruh platform perangkat keras yang dibeli dengan spesifikasi khusus; langkah berikutnya adalah mengadopsi layer manajemen dan otomatisasi yang memungkinkan anda untuk meningkatkan pemanfaatan investasi dari infrastruktur dan mulai memberikan layanan yang lebih konsisten; selanjutnya mengadopsi kerangka IT Service Management yang baru, mengotomatisasi permintaan layanan dan proses provisioning, dan menerapkan sebuah mekanisme tagihan internal (chargeback); kemudian setelah platform berjalan dengan stabil, mulailah menggunakan layanan dari provider luar dan melakukan penggabungan platform internal dan eksternal menjadi satu platform (hybrid cloud); akhirnya, ketika tiba saat membuat keputusan bisnis yang tak terelakkan untuk menggunakan layanan IT dari pihak luar, penggunaan sumber daya internal akan dihapuskan karena semua layanan bisa didapatkan dari penyedia layanan public cloud. Umumnya pendekatan tradisional ini dianggap sebagai pendekatan dengan memilki tingkat risiko lebih rendah dalam mengadopsi cloud, namun pendekatan ini umumnya akan menemui resistensi terbesar dari tim IT yang berusaha menolak perubahan. Selain itu ada risiko lain yang muncul apabila pembelian terjadi perangkat keras yang tidak tepat akibat usaha untuk meminimalkan risiko keuangan melalui “memulai kecil” dan pengembangan saat bisnis mulai berkembang; tetapi kemudian terbebani oleh investasi yang tidak dapat dihilangkan dan harus dipertahankan dengan beban yang disesuaikan dengan kapasitasnya.
Pendekatan Langsung, seluruh investasi awal (CapEx) dihindari, dan sebaliknya, aplikasi internal/server tradisional yang ada dipindahkan langsung ke penyedia layanan public cloud dengan sistem sewa (OpEx). Sebagai langkah awal, seluruh aplikasi yang ada dicoba untuk dipindahkan ke layanan Software as a Service (SaaS) yang memiliki fitur yang sama, tapi jika tidak memungkinkan, seluruh server fisik beserta isinya disalin dan dipindahkan ke dalam lingkungan Infrastructure as a Service (IaaS) tanpa memberikan dampak kepada pengguna/user (umumnya bahkan mereka tidak akan sadar bahwa server telah berpindah). Pendekatan langsung ini memiliki keuntungan yang cukup banyak, terutama meminimalkan investasi yang cukup besar di awal, juga memiliki beberapa kelemahan, dibutuhkan penerapan segera tagihan internal/penggantian biaya, dan memiliki strategi pendanaan IT yang dapat mengakomodasi perubahan dalam biaya operasional.
Walaupun ada anggapan bahwa pendekatan tradisional saat ini dianggap memiliki risiko terendah, namun sebenarnya pendekatan langsunglah yang memiliki risiko terendah; ini dikarenakan adanya dua sistem yang berjalan secara aralel; sistem lama tetap beroperasi pada platform internal, dan sistem baru yang berjalan pada platform public cloud hingga saat yang tepat setelah dilakukan pengujian dan kemudian melakukan pemadaman platform internal.
Indonesian Cloud menyadari bahwa memulai transformasi ke cloud dapat menjadi sesuatu hal yang membingungkan bagi banyak perusahaan, untuk itu, untuk membantu mengenali hal-hal yang dibutuhkan, dan menentukan jalur mana yang harus ditempuh, kami menawarkan serangkaian layanan konsultasi khusus yang ditargetkan untuk menganalisa beban kerja internal dan menentukan profil risiko serta kesesuaian dalam memilih platform berbasis cloud.

·         Perkembangan Cloud Computing
Cloud computing pada awalnya merupakan perkembangan dari grid computing. Pada saat itu “Intergalactic computer network”oleh J.C.R. Licklider, yang bertanggung jawab atas pembangunan ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network) di tahun 1969. Beliau memiliki sebuah cita-cita di mana setiap manusia di dunia ini dapat terhubung dan bisa mengakses program dan data dari situs manapun, di manapun.
Menurut Margaret Lewis, Direktur Marketing Produk AMD. “Cita-cita itu terdengar mirip dengan apa yang kini kita disebut dengan cloud computing”. Para pakar komputasi lainnya juga memberikan penambahan terhadap konsep ini, di antaranya John McCarthy yang menawarkan ide mengenai jaringan komputasi yang akan menjadi infrastruktur publik, sama seperti the service bureaus yang sudah ada sejak tahun enam puluhan. Setelah berkembangnya pesatnya internet yang tentunya akan mendorong perkembangan cloud computing. Cloud computing mengalami loncatan yang cukup drastis adalah dengan adanya Salesforce.com di tahun 1999, yang merupakan pencetus pertama aplikasi perusahaan dijalankan melalui Internet.
Perkembangan cloud computing di indonesia masih kalah dibandingkan dengan di Negara-negara maju. Di Negara maju cloud computing telah menjadi hal yang penting terutama dalam bidang bisnis. Sedangkan di Indonesia hal tersebut masih baru dan para pengusaha masih ragu dengan sistem dan pelayanan yang ditawarkan oleh pengembang. Apalagi dalam kondisi ekonomi yang selalu berubah, setiap organisasi akan berpikir panjang untuk mengeluarkan investasi tambahan di sisi TI. Terlebih hanya untuk mendapatkan layanan-layanan yang mungkin hanya dibutuhkan sewaktu-waktu saja. Sehingga untuk melihat perkembangan cloud computing di Indonesia yang benar-benar teruji masih harus harus menunggu beberapa tahun kedepan. Perlu sebuah vendor atau penyedia layanan yang terpercaya publik agar para pebisnis percaya dengan layanan dan jaminan dari teknologi cloud computing.
Salah satu perusahaan yang fokus pada pelayanan Cloud Computing adalah Huawei. Menurut CEO Huawei Indonesia, Vincent Li, seiring dengan tren Cloud Computing yang kian berdampak terhadap perusahaan dan keseharian, perlu adanya pertimbangan, penerapan dan pengoptimalan penggunaan Cloud dan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi.  Selain itu, pertumbuhan internet yang tinggi di Indonesia menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan-perusahaan untuk menggunakan pelayanan Cloud Computing.
Contohnya, jika sebuah perusahaan membutuhkan aplikasi CRM (Costumer Relationship Management). Perusahaan itu harus membeli aplikasi itu, membeli hardware buat server dan harus menyewa tenaga ahli TI khusus untuk menjaga server dan aplikasi itu. Disinilah cloud computing itu berperan. Dalam contoh di atas, perusahaan Microsoft telah menyediakan aplikasi CRM yang dapat langsung digunakan oleh perusahaan yang membutuhkan tadi. Perusahaan yang membutuhkan itu tinggal menghubungi perusahaan Microsoft untuk menyambungkan perusahaannya (dalam hal ini melalui internet) dengan aplikasi CRM & tinggal memakainya. Dan pembayaran dilakukan per bulan, per triwulan, per semester, per tahun atau sesuai kontrak yang dibuat. Jadi, perusahaan yang membutuhkan aplikasi CRM tadi, tidak perlu melakukan investasi awal untuk pembelian hardware server dan tenaga ahli TI. Itulah salah satu manfaat dari cloud computing yang dapat menghemat anggaran suatu perusahaan.

·         Karakteristik Cloud Computing
The US National Institute of Standard and Technology (NIST) menetapkan setidaknya lima kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem untuk bisa di masukkan dalam kriteria Cloud computing, juga dijelaskan oleh Mell and Grance , yaitu on-demand self-service (layaknya swalayan, seorang pelanggan dimungkinkan untuk secara langsung “memesan” sumber daya yang dibutuhkan, seperti kecepatan prosessor dan kapasitas penyimpanan melalui control panel elektronis yang disediakan. Jadi tidak perlu berinteraksi dengan personil customer service jika ingin menambah atau mengurangi sumberdaya cloud yang diperlukan), Broadband Network Access(tersedianya kemampuan akses yang luas dalam infrastruktur jaringan), Resource pooling(Sumberdaya dikelompokkan di satu atau berbagai lokasi data center dengan mekanisme multi-tenant yang memungkinkan sejumlah sumberdaya tersebut digunakan secara bersama-sama oleh sejumlah user), Rapid elasticity(elastis dan cepat tersedia, baik itu dalam bentuk penambahan ataupun pengurangan kapasitas yang diperlukan, seolah-olah kapasitas yang tersedia tak terbatas besarnya, dan dapat “dibeli” kapan saja dengan jumlah berapa saja.), Measured Service (Sumberdaya cloud yang tersedia harus dapat diatur dan dioptimasi penggunaannya, jumlah sumberdaya yang digunakan dapat secara transparan diukur yang akan menjadi dasar bagi user untuk membayar biaya penggunaan layanan).   

·         Model Penyebaran Cloud Computing
Penyebaran teknologi dan layanan Cloud computing dibagi beberapa jenis berdasarkan karakteristik dan tujuan. Penyebaran meliputi publik (eksternal), private (internal), community, hybrid dan virtual private cloudPublic cloud adalah di mana semua sumberdaya yang disediakan penyedia layanan kepada konsumen seperti penyimpanan data dan aplikasi diintegrasikan melalui aplikasi web atau dengan layanan web di dalam jaringan internet. Sumber daya tersebut dikendalikan dan dikelola oleh penyedia layanan. Ini biasanya murah atau on-demand self-service dan measured service [6-12]. Private Cloud merupakan sebuah infrastruktur cloud yang dioperasikan untuk satu organisasi. Ini dapat dikelola oleh organisasi atau pihak ketiga. Layanan private cloud menawarkan penyediaan dan penggunaan serta kontrol yang lebih besar atas infrastruktur cloudCommunity clouddikendalikan dan dimiliki oleh beberapa organisasi dan didukung komunitas tertentu yang telah berbagi kepentingan seperti misi, kebijakan, persyaratan keamanan dan kepatuhan atas berbagai pertimbangan yang dibuat. Ini dapat dikelola oleh organisasi atau pihak ketiga dan anggota berbagi akses community cloud terhadap data dan aplikasi. Pengguna Community cloud merupakan pengguna yang berusaha untuk mengeksploitasi skala ekonomi dan meminimalkan biaya yang berkaitan dengan private cloud dan risiko yang terkait dengan public cloud . Hybrid cloud merupakan kombinasi dari dua atau lebih computing cloud (private, community atau public) dan terikat oleh standar atau teknologi eksklusif yang memungkinkan portabilitas data dan aplikasi. Ada kalanya pengguna public cloud kemudian menyediakan infrastruktur untuk menciptakan private atau semi-private virtual cloud(Interkoneksi ke sumber daya internal), biasanya melalui koneksi Virtual Private Network (VPN).

·         Model Layanan Cloud Computing
Cloud computing mempunyai 3 tingkatan layanan yang diberikan kepada pengguna, yaitu:
  1. Infrastructure as service, hal ini meliputi Grid untuk virtualized server, storage & network. Contohnya seperti Amazon Elastic Compute Cloud dan Simple Storage Service.
  2. Platform as a service, hal ini memfokuskan pada aplikasi dimana dalam hal ini seorang developer tidak perlu memikirkan hardware dan tetap fokus pada pembuatan aplikasi tanpa harus mengkhawatirkan sistem operasi, infrastructure scaling, load balancing dan lain-lain. Contohnya yang sudah mengimplementasikan ini adalah Force.com dan Microsoft Azure investment.
  3. Software as a service: Hal ini memfokuskan pada aplikasi dengan Web-based interface yang diakses melalui Web Service dan Web 2.0. Contohnya adalah Google AppsSalesForce.com dan aplikasi jejaring sosial seperti FaceBook.

·         Manfaat Cloud Computing Secara Umum
Efisiensi Biaya
Teknologi cloud computing adalah memaksimalkan utilisasi komputer yang rata-rata umumnya di bawah 50%.  Dengan menggunakan utilisasi  sisa yang tidak terpakai ini maka dapat diciptakan beberapa virtual server lain. Bayangkan jika proses seperti ini terjadi pada banyak komputer dan digabungkan menjadi satu! Maka akan tercipta kapasitas baru yang jauh lebih besar dibandingkan penjumlahan kapasitas physical computer.  Artinya dengan investasi komputer  yang sama tercipta kapasitas yang berlipat, sehingga menyebabkan  biaya sewa pelanggan menjadi lebih rendah.  Selain dari sisi hardware, efisiensi biaya juga timbul  dari biaya operasional, seperti SDM maintenance,  biaya listrik, biaya overhead, dan lain-lain. Sisi lain dari efisiensi biaya adalah pay as you go. Artinya pelanggan hanya membayar sesuai pemakaian (on demand). Hal seperti ini tidak bisa Anda dapatkan jika Anda membangun sendiri sistem komputer Anda  atau membeli server dan menyewa space di data center (dedicated server).
Meningkatkan ROI dan Cash Flow
Hal lain yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan Anda, bahwa dengan cloud   Anda tidak perlu melakukan investasi atau mengeluarkan capital expenditure (capex). Anda hanya perlu membayar sewa sesuai pemakaian. Hal ini berarti mengkonversi capex menjadi opex (operating expenditure). Bagi perusahaan,  model seperti ini cukup menguntungkan karena akan memperbesar ROI (return on Investment) dan melancarkancash-flow.
Fleksibilitas dalam Menambah Kapasitas
Dengan cloud  Anda tidak perlu melakukan proses pengadaan komputer yang memakan banyak waktu.  Cukup dengan melakukan self-provisioning dalam hitungan menit, kapasitas yang Anda butuhkan telah siap digunakan.
Kemudahan untuk Monitoring & Server Management
Proses monitoring dan manajemen server akan jauh lebih mudah karena semua terkoneksi dengan web portal pelanggan.  Anda hanya tinggal melihat dashboard saja untuk mengetahui status global server-server Anda. Untuk membuat, meng-upgrade dan me-manage server serta menginstalasi software sangat mudah, karena sudah disediakan automation-tools untuk melakukan hal tersebut.
Meningkatkan availability dan ketersediaan data
Sistem cloud pada cloud provider biasanya dibuat dengan disain high availability. Artinya, sistem tersebut berada pada suatu data center yang menjamin ketersediaan listriknya, pendingin ruangan, dan lain-lain yang menjamin fasilitas pendukung bekerja maksimal selama 24 jam sehari. Selain itu dari sisi perangkat,  wajib hukumnya fully redundancy, karena fitur ini adalah basic-features dari teknologi cloud.  Hal ini membuat server Anda menjadi lebih besar availability-nya dibanding jika diletakkan di lokasi Anda sendiri.  Selain itu storage system dari cloud umumnya juga di-backup, sehingga memperbesar peluang data Anda tidak hilang jika terjadicrash pada sistem storage.
Orang IT akan lebih banyak memikirkan pengembangan
Survey mengatakan sekitar 80% waktu pekerjaan departemen TI (Teknologi Informasi) suatu perusahaan dihabiskan untuk kegiatan operasi dan maintenance. Hanya 20% dari total waktu yang ada digunakan untuk kegiatan pengembangan TI perusahaan.  Padahal idealnya adalah kebalikannya, karena fungsi TI bagi perusahaan adalah mendukung pengembangan bisnis perusahaan. Banyak contoh perusahaan sukses akibat penerapan TI yang tepat dan memberikan keunggulan kompetitif.  Dengan adanya cloud service ini, maka sebagian kegiatan operasi dan server maintenance  sudah dialihkan, sehingga terdapat waktu lebih bagi departemen TI untuk melakukan kegiatan lain. Ini adalah benefit lain yang didapatkan yang sulit untuk diukur dalam bentuk finansial.
Akses secara remote
Cloud computing membuat bisnis Anda tidak terbatas pada satu lokasi saja. Anda dapat mengakses dari mana saja di seluruh dunia dan kapan saja. Yang Anda perlukan hanya koneksi Internet, user ID dan password.

Dengan  Cloud  Kemampuan untuk  menangani tugas-tugas penting,  dapat dilakukan lebih efisien oleh  karena dilakukan oleh    pihak ketiga, apakah mereka merupakan inti atau bukan inti dengan bisnis anda,  adalah sebuah model bisnis yang umum dan merupakan layanan yang bisa menguntungkan anda.

Komputasi awan membawa tujuh manfaat  potensial.
1.  Data yang disimpan terpusat.
2.  Respon cepat.
3.  Kehandalan kode uji.
4.  Log ( records tak terbetas ).
5.  Kinerja Perangkat Lunak dengan tingkat keamanan yang tinggi.
6.  Konstruksi yang handal.
7.  Menghemat Biaya uji keamanan yang mahal
Selain itu cloud computing dapat memenuhi persyaratan skalabilitas untuk memenuhi permintaan pengguna dengan cepat, namun tidak mengharuskan pengguna untuk menjadi ahli pada bidang teknologi. Dengan teknologi ini kita dapat memfasilitasi workflow application yang berskala besar. Sehingga setiap user   yang berorientasi pada penggunaan sistem yang berskala besar untuk keperluan organisasi atau perusahaan-nya. Teknologi ini (Cloud Computing) hadir untuk mengatasi itu. Sebagai contoh perusahaan yang memerlukan tempat penyimpanan yang besar untuk keperluan kerja perusahaan mereka, cloud dapat menyediakan-nya, tanpa harus perusahaan  tersebut menyediakan server / storage yang besar untuk keperluan data mereka, yang sudah barang tentu memerlukan biaya yang besar. Selain itu manfaat dan tujuan dari cloud computing dalam rangka mendukung perangkat lunak yang di gunakan pada Cloud Computing adalah sebagai berikut :
  1. Sistem penagihan yang terencana dan biaya untuk komputasi yang murah pada tingkat
    yang sangat mantap.
  2. Memberikan performance database yang baik dan handal.
  3. Memiliki jaminan keamanan yang tinggi yang didukung dengan dedicated server.

Kelebihan dan Kekurangan Cloud Computing
Kelebihan Cloud Computing
Dilihat dari pengertian dan gambaran cloud computing,  teknologi ini adalah teknologi maju. Karena memiliki beberapa kelebihan yaitu:
  1. Menghemat biaya investasi awal untuk pembelian sumber daya.
  2. Bisa menghemat waktu sehingga perusahaan bisa langsung fokus ke profit dan berkembang dengan cepat.
  3. Membuat operasional dan manajemen lebih mudah karena sistem pribadi/perusahaan yang tersambung dalam satu cloud dapat dimonitor dan diatur dengan mudah.
  4. Menjadikan kolaborasi yang terpercaya dan lebih ramping.
  5. Menghemat biaya operasional pada saat realibilitas ingin ditingkatkan dan kritikal sistem informasi yang dibangun.
  6. Kelebihan bagi para pelaku bisnis adalah minimalisasi biaya investasi infrastruktur publik sehingga bisnis bisa lebih terfokus pada aspek fungsionalitasnya.
  7. Bagi application developer, layanan PaaS memungkinkan pengembangan dan implementasi aplikasi dengan cepat sehingga meningkatkan produktivitas.
  8. Bagi para praktisi yang bergerak di industri TI, hal ini berarti terbukanya pasar baru bagi industri jasa pengembangan teknologi informasi.
  9. Bagi pebisnis di bidang infrastruktur, hal ini merupakan peluang yang besar karena dengan meningkatnya penggunaan layanan SaaS ini akan meningkatkan penggunaaan bandwidth internet.
  10. Integrasi aplikasi dengan berbagai perangkat.
Kekurangan Cloud Computing
Sebaik apapun suatu teknologi pasti juga memiliki kekurangan. Beberapa kekurangan yang ditimbulkan dari teknologi ini seperti:
  1. komputer akan menjadi lambat atau tidak bisa dipakai sama sekali jika internet bermasalah atau kelebihan beban.
  2. perusahaan yang menyewa layanan dari cloud computing tidak punya akses langsung ke sumber daya. Jadi, semua tergantung dari kondisi vendor/penyedia layanan cloud computing.
  3. Jika server vendor rusak atau punya layanan backup yang buruk, maka perusahaan akan mengalami kerugian besar.
  4. service level, artinya kemungkinan service performance yang kurang konsisten dari provider. Inkonsistensi cloud provider ini meliputi, data protection dan data recovery.
  5. privacy, yang berarti adanya resiko data user akan diakses oleh orang lain karena hosting dilakukan secara bersama-sama.
  6. compliance, yang mengacu pada resiko adanya penyimpangan level compliance dari provider terhadap regulasi yang diterapkan oleh user.
  7. data ownership mengacu pada resiko kehilangan kepemilikan data begitu data disimpan dalam cloud.
  8. data mobility, yang mengacu pada kemungkinan share data antar cloud service dan cara memperoleh kembali data jika suatu saat user melakukan proses terminasi terhadap layanan cloud Computing.

1 komentar: